Ternyata Tradisi Beli Baju Lebaran Dimulai Sejak Tahun 70-an

   

KUNINGAN (OKE)-  Keluhan  orang tua menjelang lebaran yang dipostingan di medsos  bukan hal baru, terlebih seperti sekarang ini ekonomi tengah lesu. Banyak orang tua yang terpaksa menjual barang yang bisa menghasilkan uang tunai.

"Usaha saya lagi sepi, sedangkan anak dan istri minta baju lebaran dan kue, saya sudah berusaha tapi tidak mendapatkan uang. Jalan satu-satunya adalah menjual ponsel. Untungnya punya dua," ujar Dudi.

Ayah satu orang anak ini mengaku meski harus rugi, menjual ponsel menjadi solusi dari pada meminjam ke bank emok atau ke rentenir.  dan Kini menghadapi lebaran menjadi tenang.

Tahukah sahabat kuniganoke.com, kapan tradisi lebaran harus beli baju, beli makanan enak ini muncul?

Menurut Penggiat Sejarah Nding Masku, tradisi lebaran harus serba baru dimulai ketika ekonomi Indonesia meningkat. Ekonomi meningkat itu sekitar tahun 70-an atau pada masa orde baru. 

Sebelum ekonomi lancar, masyarakat tidak memikirkan harus membeli baju untuk lebaran. Hal itu karena ada dua masalah yakni Indonesia menghadapi perang gerilya dan juga zaman Romusa, sehingga tidak memikirkan baju baru. 

"Ketika ekonomi  lancar, negara aman, produk tekstil dan baju pun ikut meningkat , baru masyarakat ada niatan membeli baju. Hal ini pun diperkuat dengan ceramah tahun 80-an, yang menerangkan, kalau ibadah harus menggunakan pakaian  bersih dan juga wewangian,"ujar pria yang juga PNS itu.

Sejak itu lah kata Nding, masyarakat menjadikan tradisi lebaran harus pakaian baru, meski dengan ekonomi saat ini sudah meningkat membeli baju bisa kapan saja.

"Sekarang mah malah bukan hanya baju tapi yang lainnya, seperti rumah harus dicat, mobil baru, ponsel baru," tandasnya.

Tradisi ini masih kata pria yang biasa berambut gondrong itu, semakin menjadi-jadi karena ada THR-an baik PNS maupun pegawai swasta. Selama ada uangnya bagi Nding tidak menjadi masalah, justru dengan tradisi ini tidak sedikit yang berbuat kriminal.(/rdk)   

Location:

Berbagi :