KUNINGAN (OKE)- Dalam kurun waktu dua bulan Januari-Februari 2025, tiga mayat ditemukan di tiga tempat berbeda. Penemuan mayat menjadi perhatian warga ditengah maraknya kasus akhiri hidup di kota kuda.
Kasus penemuan mayat pertama adalah pada di Kampung Babakan Rt 001/002 Desa Mandalajaya Kecamatan Maleber. Lalu, kasus kedua di Desa Cirukem Kecamatan Garawangi.
Sementara kasus ketiga adalah di Kecamatan Cilimus atau tepatnya di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) blok Lima Nendet Desa Setianegara Kecamatan Cilimus.
Seperti pernah diberitakan sebelumnya, Warga Dusun 1 Kampung Babakan Rt 001/002 Desa Mandalajaya Kecamatan Maleber pada Senin (20/1/2025) digegerkan dengan meninggalnya salah satu warga bernama Edi Suhardi Bin Ruslan (53).
Pria paruh baya yang berprofesi sebagai buruh itu ditemukan meninggal dengan kondisi sudah membusuk. Warga sendiri masih melihat korban pada Jumat (17/1/2205) pukul 17.00 WIB.
Korban diduga meninggal karena mempunyai riwayat kesehatan jantung, asam urat dan darah tinggi. Sialnya di rumah tersebut tidak ada orang lain, sehingga korban tidak bisa tertolong.
Dari informasi yang dihimpun pada Senin pagi itu sekitar pukul 07.30 WIB saksi Herni dan Engkus yang merupakan tetangga korban tidak melihat Edi selama dua hari. Kemudian mereka mengetuk pintu rumah namun tidak ada respon.
Tetangga belakang rumah yang bernama Walim datang menghampiri dan oleh tiga orang berinisiatif membuka gorden, dan betapa terkejutnya mereka ketika melihat Edi sudah tergeletak di lantai dan sudah tidak bergerak.
Melihat pemandangan seprti itu saksi langsung menghubungi Dodi Rostandi adik almarhum. Setelah pintu berhasil dibuka dipastikan korban sudah meninggal dunia dengan kondisi sudah mengeluaran bau.
Seperti diketahui pembusuk pada mayat terjadi setelah 24 jam kematian. Hal ini karena jaringan tubuh mati tidak mendapatkan suplay darah.
Sementara itu, TKP ditemukan korban meninggal adalah di lantai ruang tamu. Dari hasil pemeriksaan medis UPTD Puskesmas Maleber, dan Inafis Polres Kuningan dugaan korban meninggal sudah 2 hari. Hal ini setelah melihat jenazah yang sudah mengeluarkan bau dan bengkak.
Keluarga korban sendiri menolak dilakukan otopsi dan menerima takdir yang terjadi. Almarhum langsung di pulasara dan dimakamkan.
Sementara kasus kedua adalah seorang perempuan bernama Misna.
Malang benar nasib Misna bin Jumad. Perempuan berusia 43 tahun warga Dusun Manis Rt 005/002 Desa Cirukem Kecamatan Garawangi Selasa (18/2/2025) ditemukan meninggal dunia di aliran sungai Gamping yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Korban meninggal diduga penyakit ayan atau epilepsi kambuh dan korban pun terjatuh dan tenggelam. Pada saat ditemukan tubuh korban tersangkut sebuah batu yang berada di tenga sungai.
Mayat korban kalai ditemukan oleh Robi (30) yang masih satu dusun beda RT dengan korban. Saat itu ia melintas ke TKP untuk menebang bambu. Pas melihat ke arah sungai melihat ada mayar terapung.
Robi pun langsung menginformasikan penemuan mayat ke perangkat desa yakni Alim Saepuloh dan langsung melaporkan ke Polsek Garawangi, sehingga aparat langsung datang ke TKP.
Sementara itu, saksi lain bernama Banyu Manimaya kepada aparat menyebutkan, sebelum korban ditemukan meninggal, ia pada pukul 12.30 WIB berpapasan di area pesawahan yang tidak jauh dari TKP.
Diperkirakan pada saat itu korban akan pulang namun harus menyebrang sungai. Hal in dilakukan oleh korban untuk memotong jalan sehingga bisa mempersingkat waktu tempuh perjalanan. Namun, malang penyakit ayan korban tiba-tiba kambuh.
Sementara itu, dugaan korban meninggal karena serangan ayan kambuh, diperkuat dari keterangan keluarga, bahwa korban selama ini selalu rutin berobat ke Puskesmas Garawangi.
Dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Garawangi, diperkirakan penyakit ayan kambuh pada saat menyebrang sungai. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Pihak keluarga sendiri menolak dilakukan otopsi ketika mayat diserahkan ke rumah duka dan mereka menerima takdir yang terjadi dengan Misna. Korban pun langsung disemayamkan.
Untuk proses evakuasi sendiri selain pihak dari Polsek, Inafis Polres Kuningan, juga ada Babinsa dan warga setempat. Insiden ini membuat warga sekitar geger dan juga warga Kuningan karena video penemuan menyebar luas di medsos.
Kasus ketiga
Mayat laki-laki tanpa identitas pada Selasa (25/2/2025) pagi sekitar pukul 07.30 WIB ditemukan oleh warga setempat . Lokasi penemuan mayat di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) blok Lima Nendet Desa Setianegara Kecamatan Cilimus.
Dikantung saku korban tidak ditemukan identitas diduga korban adalah ODGJ dan meninggal karena faktor kedinginan. Adapun saksi yang pertama kali menemukan adalah Idris (79) warga Dusun Wage RT 011/004 Desa Setianegara Kecamatan Cilimus dan juga Maming (44) yang satu alamat dengan Idris.
Menurut Babinsa Setianegara Agus Suparman, awalnya pada pukul 07.30 WIB ia mendapatkan laporan penemuaan mayat dengan kondisi terkapar di semak-sema TNGC. Selanjutnya menghubungi Unit Inafis dan Piket Reskim Polres Kunngan dan juga tidam medis.
"Mayat ditemukan pertama kali oleh kedua saksi pada saat melintas. Mereka pada saat itu akan mencari rumput untuk pakan hewan ternak," ujar Agus.
Korban meninggal diduga karena kedinginan dan dari keterangan medis tidak ada tanda-tanda kekerasan ditubuh korban. Mayat tersebut langsung di bawa ke Desa Setianegara untuk dilakukan pemakaman.(rdk)
Posting Komentar untuk "Dua Bulan, Tiga Mayat Ditemukan di Kuningan "