Loading...

Pabrik Tahu Pertama di Kuningan Bukan di Lamping


KUNINGAN (OKE)- Warga Kabupaten Kuningan mengenal kawasan Lamping Kelurahan/Kuningan yang berada di Jalan Veteran merupakan sentra pengrajin tahu terbesar di kota kuda. Di tempat ini berjejer penjual tahu yang setiap hari ramai didatangi pembeli.  

Sejarah makanan tahu sendiri hadir di Kuningan sudah sejak lama atau tepatnya sejak abad ke-14. Makana yang dulunya di kenal dengan sebutan  taofu. Namun karena lidah warga Indonesia khususnya Kuningan  sulit melapalkan makanya berubah menjadi tahu.

Pabrik tahu pertama di Kabupaten Kuningan ternyata bukan di Lamping tapi di Kecamatan Luragung atau sekarang di Desa Luragunglandeuh. Hal ini sesuai dengan kedatangan mereka ke Kabupaten Kuningan.

Dari berbagai sumber yang kuninganoke.com himpun, tahu masuk ke Kuningan dengan berbarengan datangnya Putri Ong Tin Nio  ke  Luragung dan menetap di kawasan tersebut. Kalau sekarang masuk ke wilayah Luragunglandeuh.

Putri Ong Tin Nio datang dari Tiongkok (China) bersama dengan Laksana Cheng Ho. Ia datang bersama pasukan dari Cirebon. Jangan heran kalau di Luragunglandeuh banyak makam kaum Tionghoa dan masih banyak di ziarahi.

"Iya pabrik tahu pertama di Kuningan adalah di Luragung. Setelah itu menyebar hingga tersebar kemana-mana," ujarnya N,ding Masku Penggiat Sejarah Kuningan.

Di Luragung sendiri meski merupakan cikal bakal hadirnya makana tahu tidak sebanyak seperti di kawasan Lamping Kuningan. Entah apa penyebabnya.

kuninganoke.com saking penasaran langsung mencari informasi keberadaan makam China di Luragung. Ternyata makamnya ada di Dusun Wage dekat dengan lapangan bola voli Gemawa.

bong china di Dusun Wage Desa Luragunglandeuh Kecamatan Luragung 

Di tempat tersebut makam China cukup luas dan memang saat ini sudah berbaur dengan yang muslim. Meski sebenarnya untuk makam muslim ada di sebarang lapangan voli.

"Bong memang jumlahnya banyak dan hingga saat ini masih di rawat. Karena ada yang kosong, pihak yayasan mengizinkan warga lokal untuk menggunakan lahan yang ada, meski dari desa juga untuk pemakaman muslim suda di sediakan," ujar Tarja Ketua Ketua RW di Dusun Wage.

Tarja menerangkan, hingga saat ini keberadaan makam China masih dirawat, bahkan pihak yayasan menunjuk seseorang untuk merawat leluhur mereka. Biasanya yang ziarah paling rame pada bulan Mei," ujarnya.

Mengenai pabrik tahu pertama di Kuningan ia membenarkan bahwa lokasinya di wilayahnya. Namun tentu letak pasti dimana ia tidak mengetahui karena permukiman kaum tionghoa sudah tidak ada.

"Memang di desa kami masih ada keturunanya dua KK yang di dekat pasar burung. Mereka merupakan warga kami dan selama ini seperti yang lain berbaur karena memang asli warga sini," tandasnya. 

Sekadar informasi,  dengan warga Tionghoa sudah lama ada di Kuningan, tidak mengherankan ada keturunannya yang menjadi Bupati Kuningan yakni H Acep Purnama dan kini adiknya bernama Andriani . 

Hal ini juga bukan kebetulan tapi de javu karena  kelak  anak Putri Ong Tin Nio yang menjadi raja pertama  di Kuningan.  Kepala Pemerintahan Kajene (Kuningan) Adalah Sang Adipati Kuningan ada keturunan Tionghoa yang dinobatkan pada 1 September 1498 M .

Sang  Adipati adalah anak Ki Gedeng Luragung yang diangkat anak oleh pasangan  Ong Tin Nio  dan Sunan Gunungjati. 

Sementara itu, pada saat di Luragung kekuasaan Putri Ong Tin Nio menyebar hingga ke Cinagara Lebakwangi dan Marga Cina Kecamatan Ciwaru. Di Marga Cina ada makam keramat yang pertama membentuk desa.

"Beliau berasal dari Yogyakarta  dan merupakan anak buah Sunan Kuning. Setelah abad 14 perkembang Tionghoa di Kuningan sempat meredup  seiring revolusi fisik, tapi pada abad 19 kembali lagi," ujar Nding lagi. 

Kaum Tionghoa itu datang dari Cilacap setelah terjadi pemberontakan Sunan Kuning di Mataram  Yogyakarta.  Dari Luragung kaum Tionghoa menyebar. (dhn) 


Posting Komentar untuk "Pabrik Tahu Pertama di Kuningan Bukan di Lamping"