Loading...

Setelah Berkuasa 20 Tahun di Kuningan, Akhirnya PDIP Tumbang, Ini Faktor Penyebabnya

  

KUNINGAN (OKE)- Sudah 20 tahun PDIP berkuasa di Kabupaten Kuningan. Hal ini terbukti selama empat periode semua bupati dari partai banteng. Namun , ternyata di Pilkada tahun 20204 PDIP tumbang.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di Kabupaten Kuningan, tapi nyaris di semua daerah. Banyak faktor yang membuat PDIP tumbang. 

Salah satunya karena partai yang dipimpin Megawati itu saat ini tengah merosot meski dalam Pileg baik nasional maupun di Kuningan selalu menang.

Sekadar informasi pada tahun 2003, dimana Pilkada tidak langsung 2003 H Aang Hamid-H Aan Suharso menjadi Bupati Kuningan setelah dipilih oleh Anggota DPRD Kuningan.

Berlanjut ke periode kedua tahun 2008  H Aang Hamid Suganda memimpin Kuningan. Kali ini wakilnya adalah mantan Sekda Kuningan H Momon Rochmana.

Di tahun 2013, istri H Aang Hamid, Hj Uctje Ch Suganda berduet bersama H Acep. Kal itu mereka mengalahkan pasangan H Momon- Mamat Robi. Pada saat itu boleh dibilang Pilkada paling seru karena kedua paslon saling klaim menang, meski pada akhirnya Hj Utje yang menang.

Ternyata takdir berkata lain, pada April 2024, Hj Utje meninggal dunia dan secara otomatis Acep Purnama naik menjadi bupati dan wakilnya diisi dari PDIP yakni Dede Sembada.

Karena PDIP masih kuat di Kuningan pada Pilkada 2018 kembali menang. Kali ini Acep menggandeng anak bungsu almarhum H Aang dan Hj Utje. Acep-Ridho menang atas paslon Toto-Yosa dan Dudi-Udin.

Meski dua kali dilantik menjadi bupati, ternyata Acep bisa maju di Pilkada 2024. Karena pada pelantikan 2014 dianggap kurang dari dua tahun sehingga bisa maju. Hal ini menjadi angin segar bagi PDIP.

Ketika Acep menyebutkan bakal maju dalam Pilkada 2024, semua yakin Acep bakal menang meski dengan siapa pun wakilnya. Tapi ternyata takdir berkata lain, H Acep keburu wafat karena sakit jantung.   

Awalnya PDIP menargetkan, pada Pilkada 2024 bisa memenangkan Pilkada selama 5 kali. Hal ini sesuai dengan keinginan Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono. Sebab, sebelum Dian muncul ke permukaan, hasil survei HM Ridho Suganda mencapai 60 persen lebih.

Di Jabar hanya Kabupaten Cirebon yang sudah berkuasa 5 kali dan di kota kuda hal bisa tercapai. Namun sayangnya, sebelum Pilkada mantan Bupati Kuningan H  Acep  Purnama meninggal.

Berikut Faktor yang Membuat  Paslon yang Diusung  PDIP Tumbang di Pilkada 

1.Meninggalnya H Acep Purnama.
Ini salah satu faktor yang membuat PDIP tumbang, andai suami dari Hj Ika tidak meninggal kemungkinan menang karena sosok Acep yang disayang oleh warga Kuningan.

2.Faktor H Kamdan 
Banyak yang menyebutkan, bukan HM Ridho yang kurang dikenal di masyarakat yang membuat paslon nomor 2 tumbang, tapi karena salah memilih wakilnya. 


Andai wakil yang lain, PDIP diyakini bakal menang. Selisih 2,73 persen dari Paslon nomor 1 membuktikan bahwa selama menjadi Wabup Kuningan, HM Ridho dikenal warga.

3.Suara PDIP Merosot
Faktor suara PDIP yang merosot dimana-mana juga ikut berdampak kepada paslon nomor 2. Sebelumnya meski tiap Pilpres dan Pemilihan Gubernur calon yang diusung PDIP selalu kalah, tapi tiap Pilkada selalu.

4.Kehilangan Tokoh Besar
Suka tidak suka, PDIP di Kuningan saat ini kehilangan tokoh, pasca H Aang dan H Acep Purnama meninggal. Andai salah satunya masih ada PDIP bida terus merajai.

5. Menang di Pileg Bukan Jaminan
Harus diingat PDIP adalah pemenang Pileg di Kabupaten Kuningan. Dari 50 kursi di DPRD Kuningan, sembilan dari PDIP dan mereka yang paling banyak. Namun, faktor ini tidak membantu menang dalam Pilkada.

Sekadar informasi  selama dua hari yakni Rabu-Kamis tanggal 4-5 Desember 2024, KPU Kuningan melakukan Rapat Pleno Penghitungan Perolehan Suara  Pilgub Jabar dan Pilbup Kuningan di salah hotel yang ada di Kecamatan Cigandamekar.

Dari rapat pleno yang berlangsung alot itu pasangan nomor satu Dian-Tuti meraih 38,24 persen suara  atau 211.961 suara. Lalu, pasangan HM Ridho-Kamdan meraih 35,51 persen atau 196.853 suara. Sedangkan paslon  nomor 3 Yanuar-Udin meraup 26,25 persen atau 145.474 suara.

Pada kesempatan itu Ketua KPU Kuningan Asep Budi Hartono menyebutkan, total DPT/DPK adalah 892.867 dengan jumlah suara sah 554.2888 dan jumlah tidak sah 30.945 suara. 

Sementara untuk partisipasi pemilih 65,61 persen. Berkaca pada  Pilkada 2013 dengan DPT 830.246  angka partisipasi 534.682 atau 64,40 persen. Sedangkan pada Pilkada 2018 DPT 844.132 angka partisipasi 71,40 persen atau 602.712.
Dengan  hasil ini maka Dian-Tuti menjadi pemenang Pilkada Kuningan dengan selisih 2,73 persen. Angka ini sama dengan ketika paslon nomor satu pada Rabu malam pasca pencoblosan mengklaim kemenangan. 

Bedanya pada selisih suara  yakni 15.108 suara karena waktu Paslon nomor 1 mengklaim 38,26 persen (211.214) dan  35,53 persen atau 196.217 suara. Hasil perhitungan pasangan Dian-Tuti  perbedaannya suaranya 14.9997.

Berikut Daftar Perolehan suara Per Kecamatan

Posting Komentar untuk "Setelah Berkuasa 20 Tahun di Kuningan, Akhirnya PDIP Tumbang, Ini Faktor Penyebabnya "