KUNINGAN (OKE)- Dalam upaya mengembangkan potensi bioprospeksi di Kabupaten Kuningan, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kabupaten Kuningan bersama dengan perkumpulan Bogor Natur Indonesia menggelar Pelatihan Teknis Implementasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) C71 di Ruang Rapat Kantor Balai TNGC.
Acara ini digelar Rabu (9/10/2024) 4 Hadir sebagai narasumber Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah MSi.
Wahyu menyampaikan materi tentang sistem penanaman hortikultura. Menurut mantan Kadiskominfo tanaman hortikultura memiliki peranan penting dalam bioprospeksi karena dapat menyediakan beragam sumber daya genetik dan senyawa bioaktif yang bermanfaat untuk penelitian dan pengembangan produk baru.
Terlebih lagi hortikultura kata dia, berperan penting dalam peningkatan produksi pangan, peningkatan gizi, peluang ekonomi, pelestarian lingkungan dan memiliki nilai keindahan/estetika.
Hortikultura termasuk dalam kategori Volatile food. Komoditas pangan ini harganya cenderung berfluktuasi tajam, tidak stabil dan mempengaruhi inflasi. Volatile food perlu dijaga dan hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi petani dan pemerintah dalam menjaga kestabilan harga serta ketersediaan produk hortikultura di pasar.”
Wahyu mengungkapkan saat ini perlunya penerapan inovasi dan teknologi dalam hortikultura untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, seperti sistem irigasi tetes untuk menghemat air dan nutrisi serta meningkatkan efisiensi.
Kemudian sensor tanah untuk memantau kelembaban dan nutrisi tanah secara real time. Pengembangan budidaya tanaman hidroponik, tanaman tumbuh dalam larutan nutrisi dan tanpa tanah. Lalu pemanfaatan stone dengan melakukan pemupukan serta pengendalian hama secara efisien dan terarah.
Untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, tanaman hortikultura memiliki persyaratan lingkungan yang spesifik. Seperti faktor-faktor lingkungan yang penting meliputi iklim, tanah, dan air. Iklim meliputi suhu, kelembaban, curah hujan, dan intensitas cahaya matahari.
Kemudian, Jenis tanah yang ideal memiliki struktur yang baik, aerasi yang cukup, dan kandungan nutrisi yang memadai. Ketersediaan air yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk serangan hama dan penyakit. Sistem penanaman hortikultura yang baik akan menghasilkan produk hortikultura berkualitas tinggi dan bernilai ekonomis” ungkapnya
Capaian akhir dari produk hortikultura adalah mengembangkan pasarnya seperti ekspor dan pengembangan pasar lokal. Serta membangun kemitraan dengan pelaku usaha di bidang hortikultura, seperti pengolahan, pemasaran, dan distribusi.
Dalam acara tersebut dilakukan juga penandatanganan komitmen sekaligus peresmian demplot. Demplot tersebut berfungsi sebagai lokasi untuk menunjukkan keberhasilan pengembangan spesies atau varietas tertentu, baik dalam hal pertumbuhan, hasil, maupun kualitas.
Selanjutnya, untuk eksplorasi sumber daya hayati, demplot memungkinkan pengembang untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi spesies tanaman atau mikroorganisme yang memiliki potensi untuk dieksplorasi lebih lanjut dalam bidang farmasi, pangan, dan industri.
Juga dapat digunakan untuk menguji varietas baru atau teknik budidaya untuk mengevaluasi kinerja mereka di lapangan sebelum diadopsi secara luas. Demplot bisa menjadi tempat kolaborasi antara peneliti, petani, dan pihak lain yang berkepentingan dalam pengembangan bioprospeksi.
Hadir dalam kegiatan Ketua TIM BNGi Muhammad Nuramin, S.Pi., M.Si, Kepala Balai TNGC Toni Anwar, S.Hut., M.T., Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan DR. Yayan Hendrayana, S.Hut., M.Si.
Selain itu, tampak juga Kepala Desa Bandorasa Kulon Nana Sudiana, Kepala Desa Cikaracak Kec. Argapura Kab. Majalengka Aon, S.P., Kelompok Tani Konservasi Lembah Ciremai, Kelompok Tani Konservasi Bakti Mandiri Dirga, Perwakilan Petani Desa Bandorasa Kulon dan undangan lainnya.(rdk)
Posting Komentar untuk "Kadiskatan Jadi Narasumber Peresmian Demplot Bioprospeksi dan Pelatihan Aplikasi PGPR C71 Untuk Dukung Konservasi TNGC"