KUNINGAN (OKE)- Masalah adanya isu jual beli lisensi turnamen yang dikeluhkan oleh Panitia turnamen Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 menjadi perhatian warga Kuningan bukan hanya penggemar futsal saja, terlebih ada nilai uang Rp50 juta yang dikeluarkan oleh panitia.
Menyikapi masalah ini pihak KONI yang diwakili Drs Jaka Chaerul, Asosiasi Futsal Kabupaten Kuningan (Afkab) dengan Ketuanyya serta jajaran pengurus semua hadir. Sedangkan pihak Gempita hadri Ketua Panpel Rendi Septian dan Anggota DPD Gempita Koordinator Pantura Asep Papay.
Pertemuan ini untuk meluruskan masalah yang beredar diluar. Pertemuan sendiri digelar di Aula KONI Kuningan, Senin (12/8/2024) siang pukul 13.00 WIB.
Dalam pertemuan 1 jam itu ternyata dinilai belum menyelesaikan masalah terlebih ruangan akan digunakan oleh Kwarcab Pramuka Kuningan untuk rapat pada pukul 14.00 WIB, sehingga pertemuan itu terkesan diburu waktu sehingga belum mendapatkan hasil maksimal.
"Kami ingin meluruskan apa yang ramai di pemberitaan. Bukan jual beli lisensi turnamen tapi yang benar adalah event milik Afkab digunakan oleh Gempita," ujar Ketua Afkab Ir H Rangga Gumilar ST MM.
Ia mengatakan, kenapa event milik Afkab bisa digunakan oleh Gempita, karena sesuai dengan Muskab Afkab Kuningan, turnamen yang ada di kota kuda hanya digelar 6 kali setahun atau dua bulan sekali. Hal ini disepakati oleh semua pihak yang selama ini sering menggelar turnamen.
Pertimbangan dua bulan sekali agar ada evaluasi dari setiap tim karena tujuan dari turnamen adalah mencari bibit. Sebab, terlalu sering turnamen pun jelek karena pemain akan kelelehan, apalagi mereka para siswa bukan hanya futsal tapi juga ada KBM.
Dikatakan, Gempita sendiri tidak mengetahui hal ini, sehingga agar bisa menampung keinginan mereka dan disisi lain tidak melanggar statuta atau aturan yang disepakati, maka event milik Afkab digunakan oleh Gempita dan Afkab memilih mengalah.
Sehingga lanjut Kabid Lalin Dishub Kuningan itu, dalam penamaan turnamen ada tambahan Super Cup (Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024). Untuk menggunakan event yang dimiliki Afkab tentu ada biaya karena hal ini adalah B to B alias bisnis to bisnis.
Pihaknya sebelunya menawarkan mengenai besar biaya yang ditawarkan kepada panitia dan mereka menyanggupi , sehingga turnamen bisa berjalan. Sebab, apabila turnamen tidak menggunakan event milik Afkab, dinilai melanggar aturan dan tentu harus dirubah statuta sehingga harus menggelar Muskab lagi.
"Kami tidak bisa merubah aturan, yang kami tawarkan adalah solusi terbaik, karena event di Kuningan sudah terjadwal sehingga mereka yang ingin menggelar turnamen bisanya tahun depan itu juga dengan catatan aturan dirubah," sebut Rangga lagi.
Mengenai uang Rp50 juta yang dikeluarkan oleh Panitia tidak semuanya masuk ke Afkab, nominal sebenarnya adalah Rp42,5 juta dan sisanya untuk administrasi. Hingga saat ini uang itu masih utuh.
"Sekali tidak ada jual beli lisensi turnamen yang ada event Afkab digunakan oleh Gempita, tentu harus ada biaya yang dikeluarkan. Kami sifatnya tidak memaksa, mau silahkan tidak juga tidak ada apa-apa," ujarnya lagi yang tidak menyangka kasus ini menjadi viral.
Dalam setahun kata dia, event Afkab ada dua yakni Super Cup turnamen antar pelajar yang nanti juaranya mewakili Kuningan di event Provinsi. Sedangkan yang kedua adalah Kuningan Futsal Liga yang juga juaranya bisa mengikuti event Liga Nusantara di Jabar.
"Tolong pahami hal ini sehingga dengan memahami tidak akan memojokan kami seolah ada jual beli padahal tidak sama sekali. Mengenai kasus ini terjadi di luar daerah kami tidak mengetahui," ujarnya lagi.
Pada kesempatan itu, mengenai tim dari SMK yang mundur tiba-tiba, Rangga mengaku sudah menghubungi mereka untuk hadir pada pertemuan ini. Namun, memang berhalangan hadir karena ada agenda yang tidak bisa ditunda.
"Kami dari Afkab akan membantu menyelesaikan masalah termasuk dengan Forum SMK. Jadi kami minta jangan seperti ini, padahal dari awal sudah setuju tapi justru malah ramai," ungkap Rangga yang merupakan pemilik Klub futsal JNE Kuningan.
Sementara itu, mantan Ketua Afkab Kuningan Drs Jaka Chearul yang juga pengurus KONI Kuningan mengaku, kaget dengan adanya informasi ini, sehingga pihaknya melakukan konfirmasi kepada pihak Afkab. Agar masalah tidak menjadi liar maka dilakukan pertemuan.
"Semoga dengan adanya pertemuan masalah menjadi selesai dan tidak ada sangkaan lain karena sudah diterangkan secara jelas dan juga sudah disepakati sejak awal," kata mantan Kadishub itu.
Ditempat yang sama Panpel Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 Rendi Septian Pratama mengaku, andai awalnya dari Afkab tegas tidak memberikan izin, maka masalah tidak akan seramai ini.
"Kami mengajukan pada tanggal 2 Juli, eh surat turun pada akhir Juli. Awalnya kami mengira event tidak akan jadi," ujarnya.
Ia mengaku, alasanya untuk maju dalam event ini karena niatnya untuk mencari bibit bukan untuk profit, sehingga ketika ada ketentuan seperti itu dari Afkab pihak membayar.
"Ingat kami murni mencari bibit, bukan bisnis. Karena kami yakin turnamen futsal bukan ajang bisnis," jelasnya.
Menyikapi tim SMK yang memilik mundur karena alasan jam pertandingan yang meminta di gelar pada jam KBM, pihaknya tidak mempermasalahkan, karena sesuai dengan komitmen turnamen akan digelar tanpa ada pengurangan hadiah.
"Tidak ada pengurangan hadiah, tetap sama yakni total Rp60 juta. Komitmen kami mencari bibit agar futsal di Kuningan maju," jelasnya yang menyebutkan uang pendaftaran bagi kepada tim SMP sudah dikembalikan.
Pada kesempatan itu Asep Papay ikut berkomentar terkait kisruh yang terjadi. Ia meminta kepada Afkab untuk fokus kepada pembinaan, karena sejati turnamen yang digelar untuk mencari bakat bukan bisnis apalagi mencari profit.
"Dengan adanya kejelasan dari Afkab semua bisa terang menderang karena ada beberapa pihak yang ingin menggelar turnamen, mereka ciut duluan ketika harus membayar uang," ucapnya.
Mengenai upaya penggembosan kepada pada turnamen ini dengan mundurnya tim SMK. Padahal mereka jelas-jelas ingin mengikuti, pihaknya ingin minta kejelasan. "Ada apa sebenarnya?"
Meski sudah digelar diskusi, namun karena ruangan akan digelar, pertemuan tidak mencapai "klimaks". Namun, dibalik itu turnamen akan kembali digelar pasca turnamen voli beres.
Sebelumnya, turnamen yang digelar awal Agustus di Gor Ewangga itu tiba-tiba dihentikan. Hal ini menjadi sorotan bagi para peserta dan juga para pengemar futsal di kota kuda Kuningan.
Kuninganoke.com yang belum sempat melakukan live streaming pun dibuat keheranan. Meski panitia menyampaikan pengumuman di akun medsosnya m bahwa turnamen akan dilanjutkan pada 25 Agustus karena Gor digunakan kegiatan PHBN Harjad Kuningan.
Sementara itu, dibalik penundaan turnamen ternyata ada masalah besar terkait isu jual beli lisensi turnamen yang diduga dilakukan oleh Afkab Kuningan.
Kuninganoe.com sendiri pada Sabtu 10 Agustus mendapatkan telepon mengenai keluhan panitia harus membayar Rp50 juta ke Afkab.
Selain itu juga adanya aksi pengunduran dari peserta SMK. Mengenai hal ini kuninganoke juga pada Kamis 8 Agustus mendapatkan kabar langsung dari guru SMK yang mengatakan, timnya mundur karena ada sesuatu hal.
Informasi mengenai turnamen Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 yang ada yang tidak beres terutama masalah jual beli lisensi dibenarkan oleh Anggota DPD Gempita Jabar Koordinator Pantura Asep Susan Sonjaya alias Asep Papay.
Pria yang dikenal pentolan bobotoh Persib di Kuningan itu menyampaikan rilis kepada kuningan oke pada Minggu malam.
Menurut Asep, terjadi kontroversi di turnamen karna masalah dugaan jual beli lisensi atau rekomendasi untuk penyelenggaraan turnamen. Dari pengakuan panitia kepada dirinya, harus membayar uang Rp50 juta.
"Untuk itu katanya dipinta oleh Afkab Kuningan kepada panitia. Kami juga heran utang utuk apa. Sedangkan kami tidak mencari profit tapi bibit futsal," tandasnya Papay.
Pihaknya mempertanyakan ihwal tersebut, apakah regulasinya benar-benar ada peraturan penyelenggaraan turnamen futsal.
Ia juga meminta pihak Afkab Kuningan bisa mensosialisasikan perihal regulasi tersebut.Hal ini supaya menjadi terang benderang bagi seluruh insan futsal khususnya di Kabupaten Kuningan.
Sebab, kata dia, mereka ketika mendengar harus mengeluarkan dana menjadi ciut. Padahal orientasinya bukan mencari untung.
"Sekali lagi saya mempertanyakan untuk apa Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 harus membayar Rp50 juta kepada Afkab. Masa untuk rekomendasi penyelenggaraan turnamen harus bayar?. Padahal ini turnamen non-profit," lanjutnya.
Turnamen ini hadir karena ada support dari yayasan Lengkang Wijaya milik Bung Thony Indra Gunawan. Selain itu jga, ia janggal ihwal Forum Kesiswaan SMK Kabupaten Kuningan mendadak mundur dari kepesertaan turnamen. Info ini ia dari Ketua Gempita Kuningan Agung Septiandra
"Kenapa bisa ditarik mundur dengan alasan karena jam pertandingan di sore hari sampai malam. Mereka menginginkan bertanding di jam kegiatan belajar. Kami membuat rundown ataupun jadwal demikian soalnya untuk jam pagi hari sampai siang diperuntukan kan peserta siswa-siswi tingkat SMP," ujarnya.
Padahal, lanjut dia, tim tingkat SMA/SMK sudah biasa mengikuti turnamen futsal serupa yang biasa ada di GOR Ewangga. Untuk mencari titik temu ataupun "win-win solution" dari permasalahan tersebut, pihak Gempita meminta diadakan dialog secara terbuka dengan duduk bersama, demi kepentingan pengembangan talenta futsal Kabupaten Kuningan.
"Intinya kami ingin bersinergi. Buat apa kita berkonfrontasi, cuma buang-buang energi. Kami tidak ada kepentingan apapun, jadi mari alangkah baik bersama-sama dalam upaya mengembangkan potensi dari bakat-bakat talenta futsal Kabupaten Kuningan," harapnya.
Terkahir Asep meminta, kalau boleh Ketua KONI dan Afkab Futsal Kuningan, untuk turun tangan memediasi atau menengahi permasalahan ini. Jangan sampai pihak-pihak yang concern dalam pengembangan olahraga futsal di Kabupaten Kuningan menjadi mundur lantaran tidak ada dukungan stakeholder.(rdk)
Posting Komentar untuk "Ketua Afkab Kuningan : Tidak Ada Jual Beli Lisensi Turnamen, yang Ada Event Kami Digunakan Gempita! "