KUNINGAN (OKE)- Ketua Afkab Kuningan Ir H Rangga Gumilar ST MM mengaku, tidak bisa tidur pasca berita isu jual beli lisensi turnamen seharga Rp50 juta viral di masyarakat. Padahal menurutnya, informasi itu tidak benar.
"Saya jujur tidak bisa tidur, banyak yang menelpon dari sana sini yang menanyakan kebenaran ini," ujar Rangga pada saat pertemuan Afkab Kuningan dengan KONI Kuningan dan Panpel Gempita, Senin (12/8/20204).
Ia bercerita bahwa turnamen Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 mendadak mengajukan rekomendasi, ideal jauh-jauh hari sudah diajukan. Selain itu, yang utama adalah kegiatan mereka tidak masuk agenda sesuai dengan aturan yang disepakati pada Muscab.
"Sesuai statuta aturan hasil Muscab, di Kuningan maksimal 6 kali dalam setahun turnamen futsal digelar. Jadi kalau ingin merubah harus Muscab dulu," ujar Rangga.
Karena kasihan dengan panitia yang sudah melakukan promosi dan persiapan, akhirnya pihaknya menawarkan event yang dimiliki Afkab untuk digunakan Gempita. Pasalnya, kalau tetap diijinkan melanggar aturan.
"Turnamen yang di ijinkan kami terakhir adalah event Bioscope Uniku. Setelah itu menunggu dua bulan lagi," tandasnya.
Karena hubungan adalah B to B atau bisnis to bisnis, maka event yang diberikan oleh Afkab biayanya harus diganti dan hal itu harus disepakati. Pihak Afkab menawarkan terlebih dahulu apa mau atau tidak.
Dikatakan, sejak awal k pihaknya menawarkan mau tidak? Mereka mau dan oleh Afkab berikan. Perlu digaris bawahi uang diberikan bukan Rp50 juta, tapi Rp42,5 juta , karena ada Rp7,5 juta untuk uang administrasi.
"Sekali tidak ada jual beli lisensi turnamen yang ada event Afkab digunakan oleh Gempita, tentu harus ada biaya yang dikeluarkan. Kami sifatnya tidak memaksa, mau silahkan tidak juga tidak ada apa-apa," ujarnya lagi yang tidak menyangka kasus ini menjadi viral.
Ia mengatakan, kenapa event milik Afkab bisa digunakan oleh Gempita, karena sesuai dengan Muskab Afkab Kuningan, turnamen yang ada di kota kuda hanya digelar 6 kali setahun atau dua bulan sekali. Hal ini disepakati oleh semua pihak yang selama ini sering menggelar turnamen.
Pertimbangan dua bulan sekali agar ada evaluasi dari setiap tim karena tujuan dari turnamen adalah mencari bibit. Sebab, terlalu sering turnamen pun jelek karena pemain akan kelelehan, apalagi mereka para siswa bukan hanya futsal tapi juga ada KBM.
Dikatakan, Gempita sendiri tidak mengetahui hal ini, sehingga agar bisa menampung keinginan mereka dan disisi lain tidak melanggar statuta atau aturan yang disepakati, maka event milik Afkab digunakan oleh Gempita dan Afkab memilih mengalah.
Sehingga lanjut Kabid Lalin Dishub Kuningan itu, dalam penamaan turnamen ada tambahan Super Cup (Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024). Untuk menggunakan event yang dimiliki Afkab tentu ada biaya karena hal ini adalah B to B alias bisnis to bisnis.
Pihaknya sebelunya menawarkan mengenai besar biaya yang ditawarkan kepada panitia dan mereka menyanggupi , sehingga turnamen bisa berjalan. Sebab, apabila turnamen tidak menggunakan event milik Afkab, dinilai melanggar aturan dan tentu harus dirubah statuta sehingga harus menggelar Muskab lagi.
"Kami tidak bisa merubah aturan, yang kami tawarkan adalah solusi terbaik, karena event di Kuningan sudah terjadwal sehingga mereka yang ingin menggelar turnamen bisanya tahun depan itu juga dengan catatan aturan dirubah," sebut Rangga lagi.
Mengenai keluhan jadwal pertandingan, pihaknya tidak merekomendasikan jadwal pertandingan malam, karena dalam aturan maksimal jam 3 sore. "Kami tidak tahu kalau ada yang malam hari, karena rekomendasi kami maksimal jam 3," ucapnya lagi.
Mengenai hal ini kuninganoke.com sendiri mendapatkan fakta bahwa turnamen futsal di Kuningan selama ini banyak yang digelar hingga malam. Ketua Afkab mengaku tidak mengetahui hal itu karena memang baru menjadi ketua dan dilantik pada Jumat (9/8/2024).
Posting Komentar untuk "Ketua Afkab Kuningan: Gegara Rp50 Juta Saya Tidak Bisa Tidur"