Loading...

Mengapa Dikdik Bawa Keluarga Ketika Mengangkut Sampah di Desa Cisantana?

   


KUNINGAN (OKE)- Insiden truk terguling di parkiran di sebuah rumah makan di kawasan wisata Palutungan Desa Cisantana Kecamatan Cigugur pada Kamis (15/8/20204) pukul 14.00 WIB menjadi insiden kelam , selain kasus tenggelamnya pemancing di Waduk Kuningan.

Pada insiden itu, istri pengemudi truk sampah bernama  Endah (23) dan putra keduanya bernama Kinara yang baru umur 1 tahun. Sedangkan Dikdik sang pengemudi selamat meski mengalami tulang iga dan bahu patah.

Sementara anak pertamanya yang berumur 3 bernama Guntur hanya luka ringan. Endah meninggal di lokasi karena tertimpa truk.  Sedangkan anaknya di rumah sakit setelah mengalam luka berat di bagian kepala. 

Pasca kejadian banyak pertanyaan dari warga terkait insiden tersebut, apakah anggota keluarga boleh diajak ketika kepala keluar bekerja? untuk masalah ini kuninganoke.com mendapatkan jawaban dari Nding Masku.

Menurut  pegawai Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kuningan ini, kemungkinan ia membawa keluarga sambil bermain ke kawasan wisata. Sebab, tidak setiap hari dibawa ke Cisantana.

"Memang Pak Dikdik ini tugasnya mengambil sampah ke rumah tersebut dan sudah terjadi bertahun-tahun. Kami dan pihak rumah makan sudah melakukan kerjasama dan di Cisantana dari sekian banyak rumah makan hanya hanya  melakukan MoU," tandasnya.

Selama ini tidak ada kendala dalam pengambilan sampah , Dikdik mengangkut sampah tidak menentu tergantung menyelesaikan tugas utamanya. Terkadang pagi, siang atau sore, tapi yang pasti diangkut.

"Kalau tidak salah dalam sehari sampah yang diangkut sebanyak 3 ton. Karena mungkin hanya satu titik Dikdik pernah didampingi oleh pegawai lainnya," jelasnya.

Mengenai mobil mogok karena sudah  berumur, jarang diservis,  dan sudah tidak layak, Nding, membantah hal tersebut. Sebab, pada tanggal 13 Juli mobil beres diservis dan untuk perawatan.

"Kami selalu melakukan servis rutin, karena mobil truk digunakan rutin dan tidak pernah libur. Terkait mobil sudah berumur, memang benar," tandasnya.

Sementara itu, dua orang yang menjadi korban truk terguling di parkiran Rumah Makan  pada Kamis (15/8/20204) pukul 14.00 WIB  itu dimakamkan pada Jumat (16/8/2024) pagi.

Meski dalam KTP tercatat sebagai warga Dusun Manis Rt 002/001 Desa Ciniru Kecamatan Jalaksana, namun  Endah (23) dan Kinara (1) tidak dimakamkan ditempat tersebut, melainkan di Desa Widarasari Kecamatan Kramatmulya.

Alasan dimakamkan di desa tersebut karena permintaan pihak kelurga dan memang selama ini pasangan Dikdik dan Endah  tinggal di desa tersebut. Endah merupakan penduduk asli Widasari. Sedangkan suaminya asli Ciniru.

"Pada saat jenazah akan dibawa, kita sempat akan membawa ke Ciniru, tapi setelah ada pertemuan dengan pihak keluarga ke Widarasari karena memang sehari-hati tinggal di desa tersebut," ujar Nding Masku pegawai Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kuningan, Jumat (16/8/20204) pagi.

Nnding mewakili pihak DLH sangat berduka atas kepergian dari istri Dikdik itu. Musibah ini tentu tidak diinginkan sehingga semua ikut bersedih, terlebih dua orang sekaligus yang meninggal.

Terpisah, Kades Widarasari Farhan membenarkan, dua korban truk terguling dimakamkan di wilayahnya. Proses pemakaman beres pukul 08.30 WIB. Makam Enda dan Kinara saling berdampingan.

"Karena ada rumah kosong, maka pasutri itu tinggal di sini, kebetulan Teh Endah warga sini, meski secara administrasi bukan warga kamu, tapi kami tetap terima," ujar Farhan yang menyebutkan pemakaman berada di Blok Puhun. 

Sekadar mengingatkan, terjadi kecelakan tunggal di parkiran rumah makan yang melibatkan truk pengangkut sampah milik DLH. Pada saat itu, truk usai mengangkut sampah, tiba-tiba mati mesin.

Akibat insiden itu dua orang meninggal dunia dan dua orang lagi mengalami luka. Ke empat korban adalah suami istri dan dua orang anak. Insiden menggegerkan dan viral di medsos.

Dari informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, mobil pengangkut sampah Toyota Rino Nopol E 8001 Z warna kuning itu rutin mengangkut sampah dari rumah makan di kawasan wisata karena memang sudah kerjasama.

Kejadian bermula ketika truk tiba-tiba mogok di tanjakan. Dengan sigap petugas parkir bernama Aban langsung mengganjal ban truk. Sang supir yang bernama Dikdik Junaedi  (27)warga Desa Ciniru Kecamatan Jalaksana mencoba menghidupkan mobil.

Sial truk tersebut mundur dan terguling menimpa istri Dikdik yang bernama Endah (23). Korban yang tertimpa langsung meninggal di tempat. Sedangkan dua orang anaknya yang bernama Guntur (3) dan Kinara mengalami luka langsung dibawa ke RS Sekarkamulya Cigugur.

Pada insiden tersebut Dikdik pun mengalami luka cukup parah di bagian iga dan pundak, dimana mengalami patah. Guntur  mengalam luka  ringan di bagian punggung dan Kinara di bagian kepala.

Belakangan Kinara menyusul ibunya meninggal karena luka berat  di bagian kepala. Untuk kedua korban dirawat di rumah sakit. Kedua korban langsung dibawa ke rumah duka.

"Mobil truk juga rusak parah akibat kejadian ini. Insiden ini benar-benar membuat DLH berduka karena tidak disangka sama sekali," ujar Nding Masku (Dadi) pegawai di Bidang Pengelolaan Sampah, Kamis (15/6/2024) malam.

Ia menerangkan, Pj Bupati Kuningan Iip Hidajat bersama Kadis LH Laksono dan juga para pegawai di LH sudah menengok kondisi korban di rumah sakit. Didik sendiri selain mengalami luka berat, juga shock karena istri dan anak meninggal.(rdk)


Posting Komentar untuk "Mengapa Dikdik Bawa Keluarga Ketika Mengangkut Sampah di Desa Cisantana? "