Loading...

Jual Beli Lensi Turnamen Futsal di Kuningan Jadi Sorotan, Aggota DPW Gempita : Untuk Apa Harus Bayar Rp50 Juta ke Afkab?

                              

KUNINGAN (OKE)- Turnamen Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 yang digelar awal Agustus  di Gor Ewangga tiba-tiba dihentikan. Hal ini menjadi sorotan bagi para peserta dan juga para pengemar futsal di kota kuda Kuningan.

Kuninganoke.com yang belum sempat melakukan live streaming pun dibuat keheranan. Meski panitia menyampaikan pengumuman  di akun medsosnya m bahwa turnamen akan dilanjutkan pada 25 Agustus karena Gor digunakan kegiatan PHBN Harjad Kuningan.

Sementara itu, dibalik penundaan turnamen ternyata ada masalah besar terkait isu jual beli lisensi turnamen yang diduga dilakukan oleh Afkab Kuningan. 

Kuninganoe.com sendiri pada Sabtu 10 Agustus mendapatkan telepon mengenai keluhan panitia harus membayar Rp50 juta ke Afkab.

Selain itu juga adanya aksi pengunduran dari peserta SMK. Mengenai hal ini kuninganoke juga pada Kamis 8 Agustus mendapatkan kabar langsung dari guru SMK yang mengatakan, timnya mundur karena ada sesuatu hal.  

                               

Informasi mengenai turnamen Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 yang ada yang tidak beres terutama masalah jual beli lisensi dibenarkan oleh Anggota DPD Gempita Jabar Koordinator Pantura Asep Susan Sonjaya alias Asep Papay. 

Pria yang dikenal pentolan bobotoh Persib di Kuningan itu menyampaikan rilis kepada kuninganoke pada Minggu malam.

Menurut Asep, terjadi kontroversi di turnamen karna masalah dugaan jual beli lisensi atau rekomendasi untuk penyelenggaraan turnamen. Dari pengakuan panitia kepada dirinya, harus membayar uang Rp50 juta.   

"Untuk itu katanya dipinta oleh Afkab Kuningan kepada panitia. Kami juga heran utang utuk apa. Sedangkan kami tidak mencari propit tapi bibit futsal," tandasnya Papay.

Pihaknya mempertanyakan ihwal tersebut, apakah regulasinya benar-benar ada peraturan penyelenggaraan turnamen futsal. 

Ia juga meminta pihak Afkab Kuningan bisa mensosialisasikan perihal regulasi tersebut.Hal ini supaya menjadi terang benderang bagi seluruh insan futsal khususnya di Kabupaten Kuningan. 

Sebab, kata dia, mereka ketika mendengar harus mengeluarkan  dana menjadi ciut. Padahal orientasinya bukan mencari untung. 

"Sekali lagi saya mempertanyakan untuk apa  Gempita Futsal Kemerdekaan Super Cup 2024 harus membayar Rp50 juta kepada Afkab. Masa untuk  rekomendasi penyelenggaraan turnamen harus bayar?. Padahal ini turnamen non-profit," lanjutnya.

Turnamen ini  hadir  karena ada support dari yayasan Lengkang Wijaya milik Bung Thony Indra Gunawan. Selain itu jga, ia janggal ihwal Forum Kesiswaan SMK Kabupaten Kuningan mendadak mundur dari kepesertaan turnamen. Infon ini ia dari Ketua Gempita  Kuningan Agung Septiandra 

"Kenapa bisa ditarik mundur dengan alasan karena jam pertandingan di sore hari sampai malam. Mereka menginginkan bertanding di jam kegiatan belajar. Kami membuat rundown ataupun jadwal demikian soalnya untuk jam pagi hari sampai siang diperuntukan kan peserta siswa-siswi tingkat SMP," ujarnya.

Padahal, lanjut dia,  tim tingkat SMA/SMK sudah biasa mengikuti turnamen futsal serupa yang biasa ada di GOR Ewangga. Untuk mencari titik temu ataupun "win-win solution" dari permasalahan tersebut, pihak Gempita meminta diadakan dialog secara terbuka dengan duduk bersama, demi kepentingan pengembangan talenta futsal Kabupaten Kuningan.


  "Intinya kami ingin bersinergi. Buat apa kita berkonfrontasi, cuma buang-buang energi. Kami tidak ada kepentingan apapun, jadi mari alangkah baik bersama-sama dalam upaya mengembangkan potensi dari bakat-bakat talenta futsal Kabupaten Kuningan," harapnya. 

Terkahir Asep meminta,  kalau boleh Ketua KONI dan Afkab Futsal  Kuningan, untuk turun tangan memediasi atau menengahi permasalahan ini. Jangan sampai pihak-pihak yang concern dalam pengembangan olahraga futsal di Kabupaten Kuningan menjadi mundur lantaran tidak ada dukungan stakeholder.(rdk)


Posting Komentar untuk "Jual Beli Lensi Turnamen Futsal di Kuningan Jadi Sorotan, Aggota DPW Gempita : Untuk Apa Harus Bayar Rp50 Juta ke Afkab?"