KUNINGAN (OKE)- Keberhasilan Pemdes Kertayasa Kecamatan Sindangagung dalam mengolah sampah menjadi rupiah menjadi perhatian Pj Bupati Kuningan Iip Hidajat, terbukti orang nomor satu di Kabupaten Kuningan itu menyambangi desa tersebut, pada Kamis (11/7/20204).
Seperti diketahui program Yuni Sarah (Yuk Nikmati Sampah Jadi Rupiah) dikelola skala desa, dengan memanfaatkan fasilitas TPS3R. Bagi Desa Kertayasa, upaya pengentasan tentang sampah sudah berlangsung sejak tahun 2016 melalui program Bank Sampah di setiap dusun.
Kemudian, tahun 2020 mulai merambah budidaya maggot dan tahun 2022 berhasil mengelo sampah skala desa. Dan warga setempat menikmati hasilnya.
Sampah akan menjadi masalah besar di Kabupaten Kuningan apalagi penangannya tidak maksimal. Dari data Tempat Pembuang Akhir Sampah di Desa Ciniru Kecamatan Jalaksana dalam waktu dekat akan mengalami overload.
Hal in karena sampah yang dihasilkan per hari mencapai 480 ton. TPA yang luasnya 5,5 Ha dibangun 2001 itu diperkirakan hanya bisa menampung sampah 1,5 tahun lagi.
Menurut Iip, Pemerintah Kabupaten Kuningan ingin memulai pengelolaan sampah yang dapat bernilai ekonomi dan berbasis swadaya masyarakat.
“Karenanya kami sangat mengapresiasi kepada Desa Kertayasa yang telah memulai pengolahan sampah bernilai ekonomis ini. Kendatipun ini masih belum sempurna, tetapi ini telah dimulai. Ke depan kami ingin ada standarisasi pengelolaan sampah dimana harapannya hanya 10 persen sampah yang benar-benar tidak berguna lagi yang di buang ke TPA,” ujar Iip.
Iip menyebutkan bahwa dalam upaya penanggulangan sampah ini pihaknya telah membuat berbagai kajian, baik akademis maupun kajian lapangan. Salah satunya adalah studi tiru ke Kabupaten Banyumas.
Dikatakan, Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten terbaik dalam pengelolaan sampah. Kenapa tidak di ATM saja oleh Kuningan? ATM sendiri adalah amati, tiru, dan modifikasi.
"Karenanya kami akan memulai program ini dengan mengedukasi masyarakat terlebih dahulu. Keluarga harus bisa memilah sampah, mana organik mana non organik. Kedepan program di Desa Kertayasa ini harus menjadi contoh atau pilot project yang tujuannya menanggulangi sampah tapi memiliki nilai ekonomis," lanjut Iip.
Peninjauan ke Desa Kertayasa untuk melihat pelaksanaan Program Bank Sampah Yuni Sarah (Yuk nikmati sampah jadi rupiah) ini sebagai tindak lanjut dari kunjungan Pj Bupati Kuningan pada Rabu lalu ke Kabupaten Banyumas.
Saat itu Iip meninjau pengolahan sampah terpadu di dua TPST (tempat pengelolaan sampah terpadu) hasil Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang diakomodir oleh Dinas LH disana.
Dipilihnya Kabupaten Banyumas menjadi kunjungan kerja dan studi tiru adalah karena Kabupaten Banyumas berhasil menjadi daerah terbaik dalam hal pengelolaan sampah di Indonesia dan juga di ASEAN.
"Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten terbaik dalam pengelolaan sampah dengan prosentase sampah yang dibuang ke TPA hanya 9%," tandasnya.
Dengan penerapan Zero Waste to Landfill, Pemerintah Kabupaten Banyumas tidak lagi bergantung sepenuhnya pada keberadaan TPA, tetapi mengandalkan 29 TPST yang tersebar di berbagai daerah untuk mengelola sampah sehari-harinya.
Di TPST tersebut, sampah yang terkumpul nantinya akan diolah sesuai dengan jenisnya (organik, anorganik, dan residu) untuk memaksimalkan pengelolaan sampah yang dipilah, diolah dan menghasilkan produk seperti paving, atap, bata, pupuk kompos.
Selain itu biji plastik yang memiliki nilai ekonomi, sehingga menghasilkan penghasilan bagi para Kelompok Sadaya Masyarakat. Bahkan inovasi sampah Banyumas juga dibawa ke Bangkok, Thailand untuk pembelajaran PBB dalam pengelolaan sampah.
Karenanya Iip Hidajat ingin ke depan kabupaten Kuningan melakukan hal serupa. Selain meringankan bebas TPA tetapi juga memberikan penghasilan kepada masyarakat.
Sekadar infromasi dibawah kepemimpinan Arief Amarudin, Desa Kertayasan Kecamatan Sidangagung terus berkembang dan berprestasi. Berbagai terobosan pun terus dilakukan oleh kades yang berlatarbelakng jurnalis itu.
Yang terbaru adalah berhasil merubah sampah menjadi rupiah melalui program YUNI SARAH (Yuk Nikmati Sampah Jadi Rupiah) yang dikelola skala desa, dengan memanfaatkan fasilitas TPS3R.
"Faktor utama yang paling sederhana adalah mengajak masyarakat untuk memilah sampah dari rumah," kata kang kuwu desa kertayasa, Arief Amarudin di Kuningan, Jumat (20/1/2023).
Diterangkan, saat ini Pemdes Kertayasa bersama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) terus berupaya melakukan edukasi dan pengawalan untuk merubah kebiasaan masyarakat menjadi kebiasaan yang lebih bertanggung jawab memperlakukan sampah dilingkungan masing-masing.
"Membuang sampah pada tempatnya saja belum cukup, karena hanya memindahkan masalah saja. Yang benar 'pilah sampah dari rumah'," katan pria yang dulunya adalah wartawan Antara.
Bagi Desa Kertayasa, upaya pengentasan tentang sampah sudah berlangsung sejak tahun 2016 melalui program Bank Sampah di setiap dusun. Lalu, 2020 mulai merambah budidaya maggot dan tahun 2022 berhasil mengelo sampah skala desa.
"Ada perlakuan berbeda yang kami terapkan bersama masyarakat untuk mengelola sampah, sehingga saat ini sudah menjadi enam produk pertanian baik kompos padat maupun cair dan tabungan sampah melalui koperasi," lanjut pria yang lebih dikena denga panggilan Kuwu Arief.
Tahapan persiapan diawali pembentukan kelompok skala desa, koordinator tiap lingkungan, pelatihan bagi pengelola, sosialisasi dan edukasi ke setiap lingkungan, penutupan tempat pembuangan sampah liar, hingga simulasi operasional.
"Fasilitas TPS3R dari Kementrian PU berupa bangunan, mesin dan kendaraan sampah, kami manfaatkan maksimal untuk pengolahan sampah, bukan pembuangan sampah," tambahnya lagi
Selain itu Pemdes Kertayasa juga bekerjasama dengan koperasi WSM untuk membantu pengelolaan sampah dengan sistem mengurangi, menggunakan kembali dan memanfaatkan sampah dengan bentuk berbeda.
Tentu apa yang dilakukan oleh kades muda penuh terobosan itu patut ditiru karena masalah sampah harus terpecahkan, terlebih pelayanan sampah oleh Dinas Lingkungan hidup belum sampai ke desa-desa.
Apabila tidak ada pemanfaatkan seperti ini maka akan menjadi bom waktu. Dari pengamatan selama ini suangi masih menjadi tujuan utama warga dalam membuang sampah, tapi melalui program seperti di Kertayasa sampah akan menjadi berkah. (dhn/rdk)
Posting Komentar untuk "Pasca Dari Kabupaten Banyumas, Pj Bupati ke Desa Kertayasa untuk Melihat Yuni Sarah"