KUNINGAN (OKE)- Tidak terasa puasa sudah 26 hari, itu tandanya sebentar lagi akan lebaran. Sebagai daerah yang dikenal warganya merantau, Kabupaten Kuningan mulai dipadati pemudik.
Jalan-jalan protokol mulai macet, suasana pedesaan yang biasa sepi kini mulai menghangat. Pusat perbelanjaan dijejali pengunjung. Begitu juga pasar tradisional membludak.
Pada tulisan kali ini kuningan akan membahasa tentang sejarah perantau? Ternyata dari para penggiat sejarah Kuningan, warga kota kuda sudah merantau sejak tahun 1425 atau sejak zaman kerjaaan.
"Ada periodesasi merantau warga Kuningan, sehingga bertahan hingga sekarang. Yang saya himpun sejak 1425," ujar Pemerhati Sejarah Kuningan N,ding Masku, Sabtu (6/4/2024).
Dikatakan, periode pertama disebut periode perang yakni menyebarkan Islam 1425 - 1525 atau zaman Sunan Gunungjati. Mereka itu tidak kembali lagi ke Kuningan justru membuat hunian baru atau kampung baru.
Sebagai contoh kata N,ding adalah Kampung Kuningan di Jakarta, Kampung Kuningan di Semarang. Lalu, Kampung Kuningan di Sulawesi dan Surabaya. Hingga kini masih ada.
Kemudian, periode perang gerilya tahun 1756 - 1870, perang kemerdekaan. Selain itu juga keempat Zaman melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi mulai tahun 1945 hingga saat ini.
Sementara itu, mulai tahun 1997 hingga sekarang banyak warga merantau untuk meningkatkan tingkat ekonomi dari sektor informal terutama sebagai pedagang.
Dari tahun 1970 ini maka muncul istilah pegawai BRI (Bubur Rokok Indomie), BCA (Bubur Cai Asongan, dan Bukopin (Bubur Kopi Indomie) yang menjadi trade mark warga Kuningan.
"Untuk periode keenam adalah zaman pabrikan yakni tahun 1990 hingga saat ini. Warga yang merantau seperti diberikan pilihan mereka bukan hanya bisa berjualan tapi bekerja di perusahaan," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Nding menyebutkan, bagi mereka yang merantau ke kota besar untuk sekolah tinggi mempunyai cita-cita ingin menjadi PNS dan selama ini banyak yang sukses, baik menjadi dosen yang akhirnya menjadi profesor, guru dan TNI/Polri.
Dari pantauan kuninganoke.com, untuk para pegawai BRI (Bubur Rokok Indomie), BCA (Bubur Cai Asongan, dan Bukopin (Bubur Kopi Indomie) sudah mudik. Bahkan kepulangan mereka difasilitasi oleh perusahaan mie instan dan juga perusahan besar lainnya.
"Rombongan Burjo (nama lain dari BRI) sudah pulang dan ada juga yang baru pulang. Sedangkan karyawan pabrik kemungkinan Minggu dan Senin karena Sabtu hari terakhir kerja," ujar Alex Kansas yang juga merantau di ibu kota.
Alex sendiri memilih pulang pada malam takbiran karena ia masih jualan. Ia yakin malam takbiran yang pulang ke Kuningan banyak.
"Lebaran tahun ini harusnya ramai karena tidak ada pembatasan pasca ada covid. Di kampung halaman pun sudah mulai ramai," ujar warga Simpajaya ini.
Sementara itu, mudiknya para perantau ke Kuningan memberikan dampak positif terhadap ekonomi, karena perputaran uang di Kuningan akan semakin banyak.
Ambil contoh perorang membawa uang Rp2 jutaan jumlah perantau ada 400 ribu tentu jumlahnya sangat besar.(rdk/foto terminal tipe A Kertawangunan)
Posting Komentar untuk "Pegawai "BRI", "BCA" dan "Bukopin" Sudah Mudik, Warga Kuningan Jadi Perantau Sejak 1425 "