Dengan level harga beras medium dikisaran Rp. 14.000 -14.500 per kg dan beras premium dikisaran Rp. 15.500-16.000 per kg.
Permasalahan komoditas utama penyumbang inflasi seperti beras tersebut seringkali dipengaruhi oleh faktor struktural dan seasonal iklim ekstrem pertanian, yang pada akhirnya berpengaruh pada ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.
Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan koordinasi dari pemangku kebijakan. Terlebih jelang Ramadhan dan HBKN Idul Fitri tahun 2024.
Bank Indonesia melakukan pendalaman isu melalui FGD Strategi Pengendalian Inflasi Beras di Wilayah Ciayumajakuning.Bertempat di Aula Linggarjati Kantor Cabang BI Cirebon, Jum’at (1/3 /2024).
Kepala Perwakilan BI Kota Cirebon Anton Pitono mengatakan tujuan dilaksanakan FGD tersebut untuk mengidentifikasi tantangan struktural dan seasonal pada komoditas pangan tertentu di masing-masing wilayah kerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ciayumajakuning.
Serta untuk merumuskan strategi pengendalian inflasi secara terukur untuk menahan laju inflasi terutama menjelang Ramadhan dan HBKN Idul Fitri.
Menyikapi harga beras di Kuningan yang tinggi, Kepala Dinas Ketahanan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr Wahyu Hidayah membeberkan kondisi di kota kuda.
Hal itu ia sampaikan pada saat FGD Strategi Pengendalian Inflasi Beras di Wilayah Ciayumajakuning.
FGD yang digelar BI itu digelar Jumat di Ala Linggarjati Kantor Cabang BI. Menurut mantan Kadiskominfo Kuningan itu, dari sisi pasokan dan ketersedian beras, Kabupaten Kuningan sejak Januari sudah produksi dari panen padi.
"Luas panen pada bulan Januari 1.205 Ha, Februari naik jadi 1.577 Ha, maret 4.513 H dan April lebih besar lagi yaitu 12.393 Ha," jelas Wahyu.
Diterangkan, meski panen raya terjadi pada bulan April setelah lebaran namun produksi beras dari luas panen Februari dan Maret masih tetap surplus memenuhi kebutuhan beras di Kuningan.
Jika dihitung kata dia, secara matematis produksi= luas tanam X provitas. Konsumsi= jumlah penduduk X konsumsi perkapita, maka produksi selama Februari dan Maret 2024, produksi padi beras masih surplus.
"Tapi harus diingat syaratnya produksi tidak keluar atau dijual keluar Kabupaten Kuningan," tandasnya.
Sementara untuk strategi/upaya pengendalian inflasi beras di Kabupaten Kuningan, pihaknya bekerja sama dengan Perum Bulog Cirebon melakukan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) rutin setiap hari Minggu di Car Free Day.
Beras sebanyak 46,5 ton telah tersalurkan kepada masyarakat. Kemudian pihaknya juga melakukan monitoring penyaluran bantuan pangan , 2.465,14 ton beras dari cadangan beras pemerintah telah tersalurkan pada setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Kemudian, strategi lain yang akan kami lakukan yaitu dengan program Padaringan (Penjualan bahan pangan untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Kuningan). Lalu, kemudian penyaluran beras SPHP oleh Bulog ke kios-kios di Pasar Tradisional dan Modern.
Selanjutnya, pemberian bantuan modal bagi lumbung pangan masyarakat. Dan tak hanya upaya pengendalian inflasi beras saja yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kuningan, untuk pangan lain atau kebutuhan pokok sehari-hari lainnya pun pihaknya melakukan upaya-upaya penanganannya yaitu dengan GPM dan Pasar Tani Petani Milenial.
"Pemberdayaan KWT melalui program P2L yang telah terbukti sebagai pahlawan pengendali inflasi di tahun-tahun sebelumnya. Program tersebut sampai saat ini masih dilakukan dengan pengembangan yang lebih baik lagi," beber Wahyu.
Permasalahan inflasi beras yang dihadapi oleh setiap daerah Ciayumajakuning saat ini dihadapkan pada permasalahan yang sama. Harga gabah kering yang tinggi, ketersediaan pupuk bersubsidi dan faktor cuaca buruk yang menyebabkan waktu tanam yang tidak sesuai dengan target.
Sementara itu Kepala Kantor Perum Bulog Cirebon Imam Firdaus Jamal mengatakan bahwa ketersedian stok beras untuk mengcover wilayah Ciayumajakuning, stok per tgl 29 Februari 2024 sebanyak 9.231.158 kg.
Untuk penyaluran beras SPHP sudah tersalurkan sebanyak kurang lebih 8000 ton, dan sisa beras SPHP tersisa 6000ton. Pengendalian inflasi beras tahun 2024 dengan program GPM (Gerakan Pangan Murah) menjadi salah satu solusi dalam penanganannya.
FGD dihadiri oleh Pj. Walikota Cirebon Drs. Agus Mulyadi, Kepala Perwakilan BI Kota Cirebon Anton Pitono, para Kepala Dinas yang membidangi Ketahanan Pangan dan Pertanian wilayah Ciayumajakuning, para pengusaha beras dan toko retail Ciayumajakuning, Kelompok Tani dan undangan lainnya(rdk)
Posting Komentar untuk "Harga Tinggi, BI Gelar FGD Strategi Pengendalian Beras di Wilayah Ciayumajakuning"