Loading...

Jadi Peringkat Kedua Dengan Populasi Terbanyak di Indonesia, Kenapa Orang Sunda Sulit Jadi Presiden?

 

KUNINGAN (OKE)-Selain suku Jawa, suku Sunda menjadi peringkat kedua sebagai populasi terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data dari berbagai sumber, ada 36 juta atau sekitar 15 persen orang Sunda di Indonesia.

Penyebarannya selain di Jawa Barat, juga Banten, DKI Jakarta, Lampung, Jawa Tengah. Lalu, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, Riau, Kalimantan Timur, Kalbar, Bengkulu, bahkan di Jepang pun ada.

Meski banyak tapi hingga saat ini tidak ada Presiden RI dari suku Sunda. Padahal sudah ada 7 presiden di Indonesia. 

Kalau pun diluar presiden ada Ir Juanda ketika  jadi Perdana Menteri pada tahun 1957-1962 disaat era Soekarno.

Kemudian, pada masa Soeharto pada tahun (1968-1998) ada Umar Wirahadikusuma menjadi wakil presiden pada tahun 1957-1988. Sedangkan pada era reformasi ada nama KH Ma;uf Amin sebagai wakil dari Joko Widodo.

Pada Pilpres tahun 2024, tidak ada satu pun baik dari Capres dan Wapres yang maju berasal dari suk Sunda. Hal ini tentu menjadi perhatian besar semua pihak. 

Menurut Pemerhati Budaya dan Sejarah yang ada di Kabupaten yakni Nding Masku ada beberapa alasan suku  Sunda sulit menjadi presiden pertama karena  filosofis kekuasaan Indonesia mengacu kepada Majapahit (bisa menyatukan nusantara).

Selanjutnya, suku Sunda dikenal wataknya keras tidak bisa tunduk kepada majapahit (sejarah fhsykologis) bukti adanya perang bubat. Lalu, suku Sunda ekslusif  atau mandiri tidak mau bersatu.

"Sebab pandangan filosofi adalah meski hanya kerajaan kecil tapi merdeka bukan dibawah kekuasan orang lain," tandasnya. 

Lebih lanjut kata Nding, suku Sunda lain petarung yang bisa menaklukkan kerajaan. Sebab, orang  Sunda  lebih baik memilih hidup berdampingan dari pada perang. 

Kemudian juga selain poin-poin diatas juga belum ada tokoh Sunda seperti Prabu Maharaja Niskala Wastu Kancana. Ia adalah putra dari Sri Baduga Maharaja Lingga Buana Wisesa (Prabu Wangi) yang tewas di perang  bubat.

Akibat insiden itu kata Nding, membuat dendam dari kedua belah pihak, sehingga ada ucapan satru. "teu meunang kawin suku jawa ka urang Sunda (Tidak boleh menikah suku jawa kepada orang Sunda). 

Begitu juga juga sebaliknya "ulah aya urang sunda kawin ka urang jawa". Dendam yang diturunkan secara turun temurun. Hal itu juga karena Diah Pitaloka tewas di perang Bubat.(rdk)


Posting Komentar untuk "Jadi Peringkat Kedua Dengan Populasi Terbanyak di Indonesia, Kenapa Orang Sunda Sulit Jadi Presiden?"