Loading...

Berangkat Dini Hari, Pj Bupati Kunjungi Batu Kuta Tingkem, Batu Naga Kuningan dan Puncak Gunung Tilu

 

KUNINGAN (OKE)- Dalam rangka menegaskan tapal batas wilayah Kuningan dan Jawa Tengah sekaligus upaya meningkatkan Pendapatan Daerah melalui cagar Budaya dan Pariwisata, Penjabat Bupati Kuningan, Dr. Drs. H. Raden Iip Hidajat, Mpd memimpin ekspedisi menuju kawasan Gunung Tilu yang terletak di Dusun Banjaran, Desa Jabranti Kecamatan Karangkancana, Jumat (17/02/2024).

Turut mendampingi Assisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Bappeda, Kepala Pelaksana BPBD dan KKPH Perhutani Kuningan.

Rombongan memulai perjalanan sejak pukul 03.00 WIB dengan titik pemberangkatan di Pendopo Kabupaten Kuningan.

Selepas melaksanakan sholat Subuh di Dusun Banjaran, perjalanan dimulai dengan tujuan 3 titik, yaitu situs Batu Kuta Tingkem, Situs Batu Naga Kuningan dan Puncak Gunung Tilu.

Gunung Tilu merupakan Gunung tidak aktif / bukan berapi yang terletak dekat perbatasan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Secara administratif pemerintahan, Gunung Tilu termasuk ke dalam wilayah Desa Jabranti Kecamatan Karangkancana dan Desa Cimara, Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.

Dikatakan Pj Bupati, Iip Hidajat bahwa perjalanan ini adalah untuk melihat titik rupabumi atau titik triangulasi yang merupakan titik batas daerah antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.

“Jawa Barat ada Kabupaten Kuningan, dan Jawa tengah ada Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes, titik kulminasinya ada di puncak gunung tilu. Nah tidak jauh dari situ ada situs batu naga. Konon kabarnya 500 tahun sebelum masehi sudah ada, situs ini menunjukkan kepada kita bahwa ada peradaban luar biasa di Kabupaten kuningan” Kata Iip.

Kemudian setelah menuruni puncak gunung tilu, rombongan melaksanakan Sholat Jumat di Desa Jabranti. Setelah itu mengunjungi gugusan Goa Indrakila yang terletak di Desa Karangkancana.

“Kunjungan kita ke Goa Indrakila ini kaitannya dengan memelihara cagar budaya, kami kesini untuk melihat potensi wisata ke depan. Namun kami berkomitmen nantinya potensi wisata ini tidak akan mengganggu habitat. Tadi saya ke dalam ada banyak kelelawar, karena habitatnya memang disini. Nah kita lihat potensi ini dikembangkan untuk wilayah Kuningan timur tetapi tidak menganggu habitat” Tutup iip.

Adapun Gunung Tilu merupakan kelompok pegunungan yang setidaknya mempunyai tiga puncak tertinggi yaitu puncak Sukmana (1.154 m dpl), puncak Gunung Tilu (1.076 m dpl), dan puncak lainnya yang tidak diketahui namanya (1.112 m dpl). 

Masyarakat cukup beralasan menyebut kawasan gunung tersebut dengan Gunung Tilu, yang berarti tiga, karena dari setiap sudut, kawasan tersebut selalu memperlihatkan tiga gundukan gunung. Kawasan ini juga menjadi hulu bagi banyak sungai kecil yang membentuk dua sungai besar di Desa Jabranti dan Desa Cimara, yaitu sungai Citaal dan Cijangkelok.

Hutan-hutan di wilayah ini, meski bukan lagi hutan yang belum terjamah, kebanyakan masih berupa hutan alam yang berstatus hutan lindung. Keanekaragaman hayati yang dikandungnya adalah luar biasa, mengingat bahwa lingkungan di sekitarnya merupakan wilayah pemukiman yang relatif padat. Sebagian areal merupakan kawasan hutan produksi yang ditanami jati dan pinus, bersisian dengan bagian-bagian hutan yang telah dibuka untuk dijadikan kebun atau persawahan. Pengelola kawasan hutan ini adalah Perum Perhutani KPH Kuningan.

Sekadar informasi,Lokasi Situs Batu Tilu terdapat di Dusun Banjaran, Desa/Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan. Akses untuk dapat menuju tempat ini dapat dicapai dari Kuningan lalu diteruskan menuju Luragung, Kecamatan Banjaran, menuju Desa Jabranti. 

Dari Desa Jabranti, lalu diteruskan kembali dengan berjalan kaki menuju kaki gunung dan meneruskan perjalanan kembali menuju puncak Gunung untuk dapat mencapai Batu Tulis tersebut.

Selain dikenal sebagai situs batu tilu, juga dikenal sebagai situs batu naga. Beberapa penelitian sudah dilakukan terhadap keberadaan batu naga. Salah satunya oleh Ali Akbar.

Desa Jabranti terletak pada ketinggian ±600 m dari permukaan laut, sementara ketinggian Gunung dimana lokasi Batu Tulis berada di puncaknya adalah ± 1300 m dari permukaan laut. 

Gunung ini juga merupakan perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah, dimana berbatasan langsung dengan daerah Cilacap dan Brebes. Menurut laporan warga setempat di desa Jabranti terdapat benda peninggalan berupa batu bergores yang dikenal oleh warga dengan nama Batu Tulis. 

Selain itu terdapat juga cerita mitos yang berkenaan dengan wilayah tersebut seperti mitos Kota Tingkem. Jalan untuk menuju puncak dapat ditempuh dengan berjalan kaki/tracking selama sekitar 3-4 jam.

Ukuran tinggi batu tersebut adalah 160 cm, dengan lebar 80 cm, dan dengan diameter terlebarnya adalah ±180 cm. Ukuran naga(?) yang digoreskan adalah setinggi 135 cm, dan ukuran bentuk manusia terbesar yang digoreskan adalah setinggi 80 cm. 

Jarak antara kedua batu tegak tersebut adalah 153 cm. Kondisi batu sekarang ini banyak ditumbuhi lumut sehingga menutupi bentuk goresan yang ada.

Dikutip dari detik.com, hasil penelitian pada tahun 2013 oleh Masyarakat Arkeologi Indonesia (MaRI). Menurut sang Ketua Ali Akbar, secara keseluruhan situs diperkirakan merupakan bangunan punden berundak.

Situs itu merupakan peninggalan prasejarah berupa struktur megalitik. Mega yang berarti besar dan litik artinya batu di situs berupa menhir atau batu tegak.

"Tidak banyak menhir yang memiliki relief pada permukaan batunya. Menhir di situs Batu Naga tidak hanya memiliki relief, tetapi juga terdapt gambar batu naga, sesuatu yang mungkin belum ditemui dalam khasanah keperbukalaan Indonesia," sebut Ali Akabar usai melakukan ekpedisi batu naga.

Saat itu, hasil riset diserahkan kepada bupati pada 21 Desember 2014, meski kala itu baru penelitian awal tapi sudak cukup banyak pengetahuan yang diperoleh.

"Relief naga di situs batu naga berbeda bila dibandingkan gambar serupa yang berkembang di India, CIna maupun eropa. Meskipun naga adalah figur yang universal, namun naga di situs ini dapat dikatakan khas Indonesia," jelasnya.

Selain itu lanjut dia, di sekitar menhir berleif naga ditemuka struktur batu yang berbentuk persegi yang seperti bagian alas satu bangunan. Pada salah satu sisinya ditemukan tangga naik. Pada bagian lain terdapat struktur yang menyerupai sumur denga diamter yang cukup besar yakni 3 meter.

Nama Situs : SITUS BATU TULIS JABRANTI

Alamat : Kampung Banjaran

Desa/Kelurahan : Jabrantii Kecamatan : Karangkancana

Kabupaten/Kota : Kuningan Provinsi : Jawa Barat  

Koordinat

Ketinggian, dpl  : ± 600 m

Deskripsi :


Posting Komentar untuk "Berangkat Dini Hari, Pj Bupati Kunjungi Batu Kuta Tingkem, Batu Naga Kuningan dan Puncak Gunung Tilu"