Loading...

Anggota DPRD Jabar Usulkan Ada Hari Perantau Kuningan

 

KUNINGAN (OKE)- Anggota DPRD Provinsi Jabar Yosa Octora mengusulkan kepada Pemkab Kuningan untuk mempertimbangkan adanya hari perantau Kuningan. Hal ini karena keberadaan perantau sengat membantu selama ini.

"Dari catatan kami ada sekitar 30 persen warga Kuningan yang merantau. Karena perannya selama ini besar maka pemerintah wajib memikirkan adanya Hari Perantau," jelas Yosa yang merupakan pituin Kuningan itu, Rabu  (31/1/20204).

Mengenai kapan pemilihan waktunya, menurut Yosa, karena lebaran waktunya selalu berbeda-beda, maka dia menyarankan pada tanggal 31 Desember sehingga pada malam tahun baru bisa dirayakan.

"Ini hanya masukan tapi perlu diperhatikan karena warga Kuningan sejak lama merantau dan mereka banyak yang berhasil," ujarnya.

Ia tidak sepakat Kuningan disebut daerah miskin ekstrim karena pada kenyataannya mereka cukup mampu dari segi ekonomi karena banyak yang berjualan di perantau.

"Peran perantau itu sangat penting terutama dalam ekonomi. Mereka itu membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran, baik yang bekerja di sektor informal maupun formal, maka seharusnya pemerintah memperhatikan mereka," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Yosa memuji langkah Pj Bupati Kuningan Iip Hidajat yang banyak melakukan gerakan-gerakan sehingga permasalahan yang ada di Kuningan bisa teratasi.

"Saya juga minta karena desa punya Dana Desa, pemerintah untuk memperhatikan keberadaan kelurahan. Mereka selama ini seolah dianaktirikan. Sebab, anggaranya minim jauh sekali dengan di desa," ucapnya.

Sekadar informasi, banyak warga Kuningan yang menjadi perantau terutama yang bergerak disektor informal. Di Jabotabek ada istilah BRI (Bubur Rokok Indomie), BCA (Bubur Cai Asongan, dan Bukopin (Bubur Kopi Indomie).

Mereka adalah warga Kuningan yang sudah puluhan tahun berjualan. Mereka uniknya berjualan dengan sistem aplusan atau gantian, biasanya 1-3 bulan sekali. Hal ini yang jarang dilakukan orang warga lain.

Dengan sistem seperti itu maka jarang warga di pedesaan yang menganggur. Mereka meninggalkan kampung halaman untuk usaha tersebut.

Dulu pada saat zaman jaya-jayanya warga Kuningan, banyak yang bergerak di usaha jasa wartel dan juga WC. Namun, sering banyak penggusuran dan jasa wartel kalah sama HP, maka mereka kini fokus di usaha penjualan Indomie.

Beda daerah beda juga istilah, untuk rombongan daerah Malang dan Yogyakarta mereka lebih suka disebut Burjo (bubur kacang ijo, meski di dalamnya juga jual mie rebus). Setiap mudik mereka difasilitasi oleh perusahan Mie dan juga tolak angin.(rdk)


Posting Komentar untuk "Anggota DPRD Jabar Usulkan Ada Hari Perantau Kuningan"