Bupati Menciptrakan air ke empat penjuru. Air dikumpulkan dari empat tempat yang disakralkan di Kuningan. |
KUNINGAN (OKE)- Salah satu acara yang selalu ada dalam rangkaian Hari Jadi Kuningan adalah Babarit. Tradisi wujud syukur atas apa yang diperoleh hingga mendoakan para leluhur serta juga berbagi dengan warga.
Acara ini dihelat para Minggu 27 Agustus di depan Pendopo Kuningan. Ribuan orang ikut hadir menyaksikan acara yang selalu ditunggu-tungggu warga kota kuda ini. Acara ini rangkaian Harjad ke-525 Kuningan.
Acara diawali dengan pengambilan empat arah mata aing yakni dari barat (mata air Cisuriam Winduherang), dari dari timur dari Kabuyutan Indrakila Kecamatan Karangkancana. Lalu, dari utara Cikahuripan Kahiyangan Indrpatra Kecamatan Cilimus dan terakhir dari selaa tepatya dari Kabuyutan Jamberama Kecamatan Selajambe.
Air itu disatu oleh Pupuhu Papayung Agung Kuningan yakni bupati.Pada saat babarit, yang disatu pada gentong itu dicipratkan oleh Bupati Kuningan Acep Purnama, bersama Wakil Bupati Kuningan HM Ridho Suganda ke empat arah melalui media bunga.
Setelah itu ada pemotongan tumpeng kepada sesepuh Kuningan yang dalam hal ini adalah Ketua PHMB Kuningan. Usai rutial dilanjutkan kepada tarian yang dibawakan oleh gadis cantik.
Mereka menari diiringi dengan lima lagu wajib yani Sang Golewag, Tunggul Kawung, Bujang Anom, Goyang-goyang dan terakhir Raja Pulang. Suasana babarit terasa sakral karena diiringi gamelan, kecapi dengan diiringi musik tarawangsa dipadukan dengan tarian empat penari tari kendi air, dengan narasi dari juru kawih.
Untuk tumpeng pada beberapa tahun ini memang ada perbedaan, diman tidak ada tumpeng raksasa. Gantinya ada lima tumpeng dengan rincian satu tumpeng indung. Sedangkan sisanya adalah tumpeng yang mewakili empat penjuru lembur.
Sementara untuk warga yang hadir panitia menyebar 3.200 bungkis nasi pincuk. Nasi ini untuk makan bersama sebagai rasa syukur usai beres babarit.
“Titis nitis mawa lantis, tina keclak ngajadi cikaracak, nu sumerep making lemah, maseuhan tanah kaheman. Laju ngaburial cinyusu di saban madhab, papat madhab kalima tunggal ngawangun talaga wening, nu ngeclak lir cahaya inten. Cikahuripan pigeusaneun hirup hurip. Hurip nagri waras abdi Curr…! Bismilllahirrohmanirrahim”
Selepas penyelenggaraan Babarit, diberikan 2.000 karung beras kepada masyarakat sekitar, sebagai simbol berbagi yang juga merupakan ajaran luhur dari prosesi Babarit.
Dalam sambutannya, Bupati Acep menyebutkan bahwa Tradisi Babarit ini merupakan agenda tahunan yang tidak boleh terlewat dalam Rangkaian Hari Jadi Kuningan.
“Babarit merupakan kebudayaan luhur untuk mesyukuri kelimpahan alam, rejeki dan hasil panen sebagai tradisi turun temurun masyarakat Sunda. Kita ingin berbagi kebahagiaan dengan masyarakat, karena dengan berbagi penyelenggaraan Hari Jadi Kuningan ke 525 semakin berkah”
Pada kesempatan tersebut, Bupati Acep juga memohon pamit kepada masyarakat, bahwasanya Desember mendatang, dirinya bersama pak Ridho sebagai wakil Bupati akan menyelesaikan periode kepemerintahannya.(rdk)
Posting Komentar untuk "Parade Foto Babarit, Dari Mencipratkan Air ke Empat Penjuru Hingga Potong Tumpeng"