Meski video baru beredar pada Jumat (16/6/2023) ternyata aksi duel itu dilakukan pada Selasa (13/6/2023) disebuah kebun di dekat lapangan sepakbola Desa Salareuma Kecamatan Cipicung.
Seperti keterangan dari polisi bahwa aksi duel ini dipicu karena ada rebutan bendera atau atribut dari salah satu kelompok. Akibat insiden itu disepakati duel satu lawan satu.
Siswa yang terlibat adalah kelas 6 SD, kelas 7 dan kelas 8 SMP. Jumlahnya adalah puluhan siswa dan untungnya tidak ada yang cedera. Kasus ini pun diselesaikan secara kekeluargaan oleh kedua pihak.
Menyikapi aksi duel antara pelajar ternyata bagi Keris Ferdiansyah yang merupakan salah satu pelatih di tarung derajat Kuningan mengaku, fenomena itu bukan hal baru justru sudah menjadi tren di kalangan pelajar.
"Banyak pelajar yang tiba-tiba mempelajari olah raga beladiri seperi silat dan boxer ternyata motivasinya agar bisa duel. Ternyata budaya ini berawal dari wilayah timur Indonesia dan menyebar ke Jakarta, setelah itu menyebar ke berbagai daerah termasuk di Kuningan," jelasnya, Sabtu (17/6/2023.
Diterangkan, mereka ketika duel membuat surat perjanjian yang isi jangan menuntut ketika ada yang cedera seperti patah tulang atau babak belur. Bagi mereka duel satu lawan satu ini merupakan sifat lelaki sejati.
"Bagi saya tinggal diarahkan saja mereka ke olahraga karena kalau duel lawan satu sangat berbahaya karena bisa mencedrai.Olahraga itu ada aturan jelas sehingga atlet terlindungi," jelasnya.
Sebagai orang tua kasus ini kata dia, harus menjadi pembelajaran karena jangan sampai ada jatuh korban baru bertindak. Fenomen ini terjadi dimana-mana.(rdk)
Posting Komentar untuk "Duel Satu Lawan Satu Memang Tengah Tren di Kuningan"