Loading...

Mengenal Bripka Arif Eka, Polisi "Gila" Bola, Presiden Klub GR yang Sukses Gelar Turnamen Terbesar di Kuningan


Bripka Arif Hidayat merupakan polisi "gila" bola yang ada di Kuningan

KUNINGAN (OKE)- Priit! Wasit  Iim Ibrahim meniup pluit panjang tanda berakhirnya pertandingan grand final Gemilang Raya Cup antara Arsyila FC Sangkanurip melawan Starvet Kuningan yang berlangsung Senin (12/6/2023) di Lapangan Karyawisesa Desa/Kecamatan Cidahu.

Seketika pemain cadangan, official dan pendukung Arsyila FC menyerbu lapangan untuk merayakan gelar juara. Gol tunggal Roni Kidal melalui tendang bebas indah dari luar kotak penalti pada menit ke-47 cukup mengunci kemenangan.

Itulah cuplikan momen final GR Cup 2023 yang dihadiri sekitar 3.000 penonton. Penggemar bola tumpah ruah karena final mempertemukan dua tim terbaik yang bertabur bintang.

Tim Arsyila diperkuat pemain eks Pesik Kuningan, tarkam Tangsel Arif Bison dan trio Afrika yakni Ahmed, Gora dan Diakite. Sedangkan Starvet pemain tarkam Kuningan plus paketan Brebes, dan Bandung serta Cirebon.

Pertandingan final memperingati HUT Gemilang Raya ke-9 langsung dihadiri oleh Bupati Kuningan, Dandim Kuningan Letkol Inf Bambang Kurniawan dan para pejabat lainnya sehingga grand final sekaligus penutupan berlangsung meriah.

Sekadar informasi Gemilang Raya Cup adalah turnamen sepakbola antar klub di Kabupaten Kuningan yang diikuti 32 tim peserta, merupakan even paling besar, paling ditunggu oleh pemain tarkam, pemain profesional dan juga para pecinta sepakbola di kota kuda.

Hal ini karena turnamen GR Cup  menyuguhkan tontonan sepakbola yang menghibur dan juga menjadi ajang tempat berkembangnya pemain muda. Selain itu, juga dari segi hadiah turnamen GR Cup menyediakan hadiah total Rp75 juta atau yang terbesar dari semua turnamen sepakbola yang ada di Kuningan.

Dibalik sukses dan meriahnya turnamen sepakbola terbesar di Kabupaten Kuningan ada sosok Bripka Arif Eka Hidayat.Ya  anggota Polisi di Polres Kuningan yang bertugas di bagian Porpam itu merupakan Panitia Pelaksana atau Panpel GR.

Kecintaan kepada sepakbola membuatnya dijuluki polisi "gila" bola. Ia   membentuk tim sepakbola di tanah kelahirannya bernama Gemilang Raya. Pria kelahiran 1982 itu masuk menjadi polisi sekitar tahun 2004.

Arif juga sejak kecil sudah berkiprah di kompetisi resmi PSSI tepatnya Piala Soeratin. Ia  memang lebih berkembang di luar Kuningan di Jawa Tengah. Usai lulus SMA, punya fisik bagus dengan perawakan tubuh tinggi akhirnya ia daftar ke kepolisan dan ternyata Allah mengabulkannya.

Brifka Arif Hidayat ketika bertugas di Bagian Propam Polres Kunigan

Meski sudah masuk ke kepolisian kecintaan kepada sepakbola tidak luntur terlebih di Polres Kuningan sendiri ada Bhayangkara FC atau Linggar FC terbentuk sehingga ia kerap bermain sepakbola dengan bendara tersebut dan berjalan hingga saat ini.

Arif sendiri ternyata dengan modal ingin mewadahi para pemain di kampung halamannya akhir pada tahun 2014 membentuk klub sepakbola bernama Gemilang Raya. Kebetulan di sekitar rumah ada lapangan Karyawisesa milik Pemdes Cidahu.

Dengan modal pribadi ia membentuk tim dan GR dikelola secara baik terutama dengan membentuk badan hukum. Pemain yang bergabung pun bukan hanya warga Cidahu tapi warga Kabupaten Kuningan yang tersebar dari 32 kecamatan.

Satu langkah besar ketika Klub Gemilang Raya Menjadi Anggota Asprov Jabar.Hal ini membuat GR berhak mengikuti kompetisi resmi di Indonesia tepatnya Liga 3 Seri 2 Jabar.  
Agar keberadaan GR lebih dikenal luas dan syukuran HUT GR maka pada tahun 2016 digelarlah turnamen sepakbola antar klub se-Kabupaten Kuningan. Responnya sangat luar biasa dari penonton dan pemain.

Arif  yang juga merupakan Presiden Klub Gemilang Raya bersama anak muda Cidahu membuat turnamen yang benar-benar terkonsep. Ia menggunakan wasit berlisensi nasional agar dalam memimpin pertandingan bersifat profesional dan hal ini berjalan sukses hingga gelar HUT ke-9 atau GR Cup 2023.

Dampak dari suksesnya turnamen ini adalah wasit Kuningan terus mendapatkan jam terbang dalam menjalankan profesinya. Kemudian, mereka juga mendapatkan penghasilan tetap selama 1 bulan penuh karena turnamen digelar sebulan full.

Untuk pemain lokal Kuningan nilai jual mereka meroket karena dikontrak oleh klub peserta GR Cup. Rata-rata satu kali bermain pemain dikontrak Rp350 ribu hingga Rp750 juta. 

Adanya GR Cup pun bukan hanya dinikmati pemain lokal tapi juga luar Kuningan. Sebab, Panpel memperbolehkan menggunakan 5 pemain dari luar Kuningan termasuk pemain asing.

Untuk bayaran mereka bervariatif tergantung track record pemain, untuk pemain berlebel tarkam dikisaran Rp500 ribu/pertandingan, pemain eks timnas Rp1,5 juta, pemain asing Rp1,5 juta. Begitu juga pemain profesional seperti pemain Liga 1 dan Liga 2 Indonesia.

Bagaimana kontribusi bagi persepakbolaan Kuningan? Tentu besar, banyak pemain yang memperkuat Pesik Kuningan yang lahir dari GR Cup, begitu juga untuk ajang Porpov atau Porda.

Untuk Pemdes Cidahu sendiri sangat besar karena ada pemasukan dari sewa lapangan, sewa lahan parkir. Dan yang paling terasa oleh warga sekitar adalah meningkatnya ekonomi mereka ketika digelar turnamen.

Banyak  warung-warung kecil muncul, begitu juga pedagang asongan. Para pemuda sekitar pun ikut terdampak mendapatkan penghasilan karena mereka mendapatkan honor dari pekerjaan sebagai penjual tiket, penjaga parkir atau pun panitia yang mengurus bidang lain.

Sebagi Presiden Klub GR, sudah banyak prestasi diraih dengan bukti tropi berjejar di Skretariat GR di Kecamatan Cidahu. 

Bukan hanya itu untuk pelaku usaha lain seperti penjual perlengkapan sepatu sepakbola pun terdampak. Begitu juga dengan pengusaha jasa printing jersey atau kostum sepakbola.

Dari pengakuan Bos Andi pemilik SKL Jersey, ia mendapatkan pesanan barang untuk kebutuhan turnamen selama sebulan penuh dari Panpel GR kurang lebih Rp50 juta. Itu meliputi kaos panitia dan juga plakat untuk pemain terbaik.

Pendek kata dari adanya Turnamen GR selama sebulan penuh perputaran uang lebih dari ratusan juta dan hal ini dinikmati oleh semua pihak. Tentu apa yang dilakukan oleh Arif sangat luar biasa.

Ia memberikan contoh bahwa kehadiran polisi itu harus memberikan manfaat luas dan tentu menjadi contoh lain bagi yang lain, untuk berkiprah di masyarakat bisa dari bidang apa saja yang terpenting bermanfaat. 

"Saya tidak menyangka bakal seperti ini, tapi memang sejak awal niat saya ingin membangkitkan sepakbola Kuningan, agar bukan hanya maju skala lokal tapi nasional hingga internasional," jelas Arif yang juga Presiden Klub Gemilang Raya kepada kuninganoke.com baru-baru ini.

Arif Eka juga tidak lupa melakukan pembinaan dari usai dini dengan hadirnya SSB Gemilang Raya

Klub yang dibentuknya pun bukan hanya sukses dalam menyelenggarakan event, tapi juga dalam kerap berprestasi ketika mengikuti turnamen yang digelar di Provinsi Jabar dan Jateng. Tropi berjejer di Sekretariat GR yang berada di samping lapang Karyawawisesa menjadi bukti.

Target menjadi klub profesional satu tahap demi satu tahap ia lakukan. Pada tahun 2022 Gemilang Raya berhasil menjadi anggota Asprov Jabar. Dengan begini maka tahun 2023, Gemilang Raya berhak mengikuti Liga 3 Seri 2 Jabar.

Tentu ini sebuah prestasi karena selama ini wakil Kuningan yang kerap berkompetisi di sepakbola resmi Indonesia hanya Pesik. Keuntungan dengan ada dua tim yang berlaga di Liga Indonesia adalah semakin banyaknya pemain asli Kuningan yang akan mentas kompetisi resmi.

Dibanding Cirebon yang lebih dari 3 klub yang berlaga di Liga 3, Kuningan sudah tertinggal jauh. revolusi yang dilakukan oleh Arif tentu menjadi kebanggaan bagi Kuningan.

Dalam mengelola sebuah tim pun, Arif tidak hanya fokus kepada tim senior tapi juga kepada pembinaan usia dini atau kelompok umur, maka hadir lah SSB Gemilang Raya yang mewadahi kelompok umur, 8,10 dan 12.

Sementara untuk U-17 Gemilang rutin mengikuti kompetisi atau liga resmi seperti Liga Topskor Zona Cirebon. Pada musim 2021/2022 GR nyaris juara, tapi sayang mereka hanya finis di urutan 2 dan hanya kalah 2 Poin dari Pesik yang merebut juara .

Dari hasil pembinaan selama ini sudah ada beberapa pemain yang dihasilkan ke klub profesional. Salah satunya adalah Roy Sandi. Play maker GR ini dikontrak secara resmi oleh Dewa United yang merupakan klub Liga 1 Indonesia.

Bukan hanya Roy Sandi, ada juga  Faiq Rahman pun dikontrak oleh Persab Brebes dan menjadi juara Soeratin Jateng pada tahun 2023. 

 "Saya tidak akan cepat puas diri karena sebenarnya perjalanan baru dimulai, terutama menjelang Liga 3 Seri 2 Jabar. Ini menjadi kebanggaan karena GR bisa berpartisipasi mewakili Kuningan, yang selama ini hanya Pesik yang berkiprah," tanda Arif.

Arif yang selama masih aktif memperkuat GR sebagai striker mengaku, kehadirannya di setiap turnamen hanya untuk mendampingi pemain muda yang butuh sosok senior. Hal ini selalu dibutuhkan disebuah tim untuk membina para pemain yunior.

Ini buktinya nyata dari keberhasilan GR membina pemain muda. Roy Sandi di kontarak oleh klub Dewa United untuk berkiprah di liga 1 Indonesia.

"Saya meminta doa dari semua warga Kuningan niat membawa harum Kuningan bisa terwujud dan peluang itu ada ketika semua bersatu dan saling mendukung,"tandasnya.

Sementara itu, Bupati H Acep Purnama yang setiap tahun selalu membuka dan menutup turnamen GR mengaku, adanya Turnamen GR dan adanya klub GR sangat membantu pemerintah dalam mengembangkan bakat-bakat baru dalam cabor sepakbola.

Aksi Arif di lapangan hijau.

"Kehadiran saya dalam turnamen GR membuktikan pemerintah sangat mendukung. Dan memajukan sepakbola menjadi tanggungjawab semuanya pihak," tandas bupati.

Kedepannya berharap bukan hanya sosok Arif saja yang bisa mengembangkan persepakbolaan di Kuningan, tapi juga ada Arif-Arif baru, karena sejatinya berkembangnya sepakbola dibutuhkan oleh orang-orang gila bola.(rdk/agus mustawan)

  


    


Posting Komentar untuk "Mengenal Bripka Arif Eka, Polisi "Gila" Bola, Presiden Klub GR yang Sukses Gelar Turnamen Terbesar di Kuningan "