KUNINGAN (OKE)- Raja rimba di Gunung Ciremai sudah dinyatakan punah sejak tahun 1960-an. Buktinya ada tengkorak harimau hasil perburuan yang dimiliki oleh seseorang.
Setelah itu, Ciremai dikuasai oleh macan dan itu pun populasinya tidak lebih dari lima ekor. Belakangan hanya ada satu ekor yang tertangkap kamera dan pada tahun 2019 dilepasliarkan satu ekor jantan bernama Slamet Ramadhan.
Hal ini karena macan yang dulu tertangkap kamera tidak pernah muncul lagi. Agar Slamet bisa berkembang biak maka, dirilis kembali Rasi si betina pada tanggal 5 Maret.Sehingga dengan begitu total ada dua ekor yang sudah pasti ada.
Tapi terkait jumlah, Nana Pengelola Pos Pendakian Palutungan merasa yakin jumlahnya lebih dari 2 dan ia berkeyakinan minimal 5 ekor ada di gunung tertinggi di Jabar itu.
Nana yang lebih karab dipanggil Wa Nana adalah Pengelola Pos Pendakian Palutungan. Tempat tinggalnya yang berada di Dusun Palutungan membuatnya sudah akrab dengan pendakian sejak kecil.
Dalam hitungannya sudah ratusan kali naik ke puncak gunung Ciremai. Gunung tertinggi di Jawa Barat merupakan gunung yang paling istema bagi Nana karena memang memberikan penghidupan bagi dirinya dan juga banyak warga.
Bagi Nana mendaki gunung Ciremai itu bukan hanya menyaluran hobi tapi juga tadabur alam, sehingga terasa nikmat.
Dari kurang lebih 150 kali naik gunung , empat kali bertemu dengan macan. Ia menyebutnya macan “lokal” karena mereka berada di jalur pendakian.
"Bertemu macan sudah empat kali. Tiga pas magrib, dan yang satu kali pas 04.30 WIB atau shubuh, terakhir kali saya ketemu tahun 2020, pada saat itu ketemu di Sanghiang Ropoh," ujarnya belum lama ini.
Ia menegaskan, pertemuan yang terakhir dengan macan bukan si Slamet Ramadhan yang dilepasliar pada tahun 2019 leh TNGC. Menurutnya, itu macan lokal penghuni kawasan tersebut.
"Karena di Ciremai itu khususnya di jalur Palutungan, ada macan "lokal". Posisinya di Pangguyangan Badak dan Gunung Pucuk ada dua dan itu satu pasang. Kemudian , tanjakan Asoy dan itu jenis tutul sehingga total bisa 5 ekor dengan dua ekor yang dilepas oleh TNGC ," jelasnya.
Terpisah, Kepala BTNGC Teguh Setiawan mengucapkan terima kasih dengan info yang diberikan oleh warga Cisantana yang sering mendaki Gunung Ciremai dan mengaku bertemu 4 kali dengan macan yang disebut berbeda dengan Rasi dan Slamet Ramadhan.
"Siap , kami inventaris, nanti sebagai referensi untuk lokasi pemasangan camera trap. Karena dari aspek sains, sebuah pengakuan harus diperkuat dengan bukti foto atau video," jelasnya.
Diterangkan, sebelum Slamet dan Rasi dilepaslirkan , dulu tertangkap kamera ada satu macan yang dijuluki Si Abah dan dalam beberapa tahun terakhir ini sudah tidak ditemukan dan dianggap sudah meninggal.(dhn/rdk)
Posting Komentar untuk " BTNGC Sebut Ada Dua Macan Tutul Jawa di Ciremai, Warga Cisantana Yakin Ada 5 Ekor "