KUNINGAN (OKE)- Aksi demo mahasiswa Kuningan dari berbagai perguruan tinggi di Kuningan , Senin (11/4/2022) merupakan aksi yang kesekian kalinya yang dilakukan oleh para kaum terdidik itu.
Meski jumlahnya tidak mencapai 1.000 orang atau 8.00 orang sesuai laporan dari peserta aksi.
Tapi aksi mereka akan tercatat dalam sejarah bahwa mereka pernah beraksi untuk menuntut ke penguasa.
Dari catatan wartawan kuninganoke.com, salah satu aksi demo yang paling banyak diikuti oleh mahasiswa adalah pada tahun 2019.
Kala itu, ribuan mahasiwa dari semua perguruan tinggi di Kuningan mengepung Gedung DPRD Kuningan.
Pada saat itu mereka menuntut penolakan RUU KUHP dan juga revisi UU KPK. Aksi ini akan selalu diingat oleh warga Kuningan karena mereka berjalan 1 Km terlebih dahulu dan banyak dukungan datang dari warga.
Jauh sebelum ada aksi seperti ini, aksi demo pertama di Kabupaten Kuningan terjadi pada tahun 2000. Sebagian tidak akan tahu, tapi para pelaku sejarah akan mencatat hal itu.
Kala itu mahasiswa STKIP dan STIE (cikal bakal Uniku) ditambah STAI Al-Ihya (Unisa) serta mahasiswa Kuningan yang kuliah di Cirebon melakukan long march dari DPRD ke Kantor Bupati.
Tuntutannya sangat beragam tapi salah satu yang diingat oleh penulis adalah terkait masa depan alumni akan ditampung dimana?
Pada tahun 2000 penulis masih tingkat 2, meski lulus SMA tahun 98, tapi baru masuk kuliah tahun 1999.
Dalam benak masih teringat siapa-siapa saja yang menjadi pentolan aksi. Sebelum aksi dilakukan lah pertemuan di Gedung PGRI Kuningan untuk menentukan tema dan juga berapa yang akan turun.
Pada saat itu tidak tahu persis berapa yang turun tapi lebih dari 500 orang. Bagi warga Kuningan sendiri adanya aksi demo seperti asing karena selama ini hanya melihat di TV ketika demo 1998 (krisis moneter).
Dari ingatan penulis pentolan demo yang hadir ada nama Toto Toharudin MPd. Pria yang saat ini dikenal sebagai Kepala Disporapar Kuningan.
Ia dulu nya adalah Ketua Himpunan Mahasiswa Asal Kuningan yang kuliah di Cirebon.
Toto sendiri sudah menjadi guru madrasah kala itu. Gaya Toto yang vokal dengan kumis tebal menjadi ciri khas.
Ada nama lain yakni Yadi Supriyadi yang kini dikenal sebagai Ketua LSM Pelangi.
Nama lain yang ikut hadir Diana dari STIE, Rudi yang kini bekerja di BNNK Kuningan, Cucu Supriadin Wakasek SMKN Luragung dan Dian Kepsek SMP Binaul Ummah.
Ketika penulis menghubungi mereka semua masih mengingat peristiwa tersebut dan bangga menjadi bagian dari sejarah aksi demo di Kuningan.
Pasca long march dari Gedung DPRD ke Pemda , perwakilan mahasiswa diterima oleh Carsono (alm) kala itu menjabat Asda 1.
Penulis juga ikut masuk dan demo beres setelah penyampaian tuntutan.
Penulis sendiri pasca kejadian demo tersebut memutuskan tidak aktif lagi di keorganisasian mahasiswa. Karena ada hal prinsip yang membuat penulis kecewa.(rdk)
Posting Komentar untuk "Aksi Demo Pertama di Kuningan Terjadi 22 Tahun Lalu, Pesertanya Kini Jadi Kepala Dinas"