KUNINGAN (OKE)- Kata mereka
Kita ini apa?
Kita ini bagaimana?
Kita adalah sepasang perasaan yang liar, tumbuh begitu saja di dada, tak perlu dekat untuk menatap, tak perlu tempat untuk menetap. Memaksa hadir meski tak pernah tampak di depan mata. ahh cinta, memang sebercanda itu, jatuh kapan saja. Aku pikir kau sedang merasakannya, makanya kau bertanya tentang kita.
Kita ingin saling menemukan, menjadikan nyata rasa yang ada, agar tak hanya tumbuh di dada tapi juga hadir di tatapan kita.
Kita ingin saling menjemput, tapi barangkali kita hanya takut, apakah perasaan ini benar-benar ada atau seperti katamu, ini semua hanya sebatas jiwa yang ingin berdua? atau kesalahan yang dipaksa? atau pementasan sebuah drama?
Sial, begitu pengecutnya, menyalahkan takdir yang mendekat hanya karena belum siap.
Kau tak perlu bertaruh apa-apa tentang siapa yang merindu, kita akan kalah, dan rindu menang di dalam kepala kita masing-masing. Entah bagaimana dia bisa ada, mungkin karena pertemuan kita setiap malam yang mereka sebut hadir karena terbiasa.
Kau tak perlu mencemaskan apa-apa tentang kedekatan kita, sebelum kamu, aku sudah banyak mengorbankan banyak pertemuan-pertemuan yang salah, mengorbankan hati sendiri di tempat yang salah, memberi nyaman pada seseorang yang salah.
Begitu jauh perjalananku menemukanmu dan ketika kita sedekat ini, jangan beri pertanyaan dengan prasangka-prasangka yang kau khawatirkan sendiri. Aku takut, ternyata aku bukanlah jawaban-jawaban dari pertanyaanmu.
Kamu dan aku mungkin tak pernah bisa memastikan kita, kamu mungkin tak pernah bisa memberi jawaban untuk menenangkan dada, aku mungkin juga tak pernah bisa menemukan semua jawaban dari banyak pertanyaanku.
Begini saja, bagaimana kalau kita menjinakkan perasaan ini?
Bagaimana kalau sama-sama memastikan kita?
Bagaimana kalau bertaruh lagi, rasa sayang siapa yang paling besar?
Bagaimana kalau kita bertukar isi kepala, di sebuah tempat favoritmu dengan secangkir red velvet kesukaanmu, tentunya aku akan memilih minuman yang sama, karena mungkin saat itu,tatapanku hanya akan tertuju padamu, sekadar ingin merasakan sebahagia apa kamu saat meneguk minuman kesukaanmu.
Bagaimana? Mungkin nanti, hati kita akan sama-sama menemukan semua pertanyaan yang sedang kita khawatirkan.
Jika tidak, jangan biarkan aku jatuh ke tempat yang salah lagi. Karena cukup adil bagiku, kalau kau adalah satu-satunya yang kuminta pada semesta agar pertemuan ini tidak bercanda. (dhn)
Posting Komentar untuk "Puisi: Sedang Aku Usahakan"