KUNINGAN (OKE)- Sebagai agama yang menekankan penguasaan ilmu pengetahuan bagi para pemeluknya, Islam secara konsisten menempatkan kaum intelektual pada posisi yang sangat strategis dan sangat menentukan dalam pembangunan sebuah masyarakat dan peradaban.
Kaum itelektual dipandang sebagai “soko guru” (tiang penyangga) bagi sebuah bangunan masyarakat dan sekaligus menjadi teladan dalam membangun kehidupan yang bahagia dan berketuhanan.
Dengan demikian, mahasiswa memiliki kedudukan yang penting dalam masyarakat. Mahasiswa merupakan motor penggerak perkembangan masyarakat, khususnya di kalangan pemuda.
Sejarah membuktikan, keberhasilan atau kehancuran suatu era, salah satunya diukur dari partisipasi generasi mudanya. Mahasiswa, sebagai generasi muda, dengan fisik yang kuat, semangat yang tinggi dan keingintahuan yang besar dapat mengangkat suatu era atau sebaliknya.
Mahasiswa yang nota bene merupakan kaum intelektual dan penjaga norma-norma sosial, adalah aset bangsa yang potensial.
Penguasaan sains dan teknologi bukan suatu alternatif, namun sudah menjadi keharusan. Akan tetapi, penguasaan teknologi harus selaras dengan pemaknaan tauhid Illahi.
Penguasaan akan sains dan teknologi yang dilandasi konsep keimanan akan memancarkan cahaya yang menerangi gerak langkah peradaban dunia.
Dengan adanya ilmu pengetahuan yang demikian akan dapat mewujudkan perilaku yang menghargai sesama makhkuk Tuhan seperti, tidak hanya mendengarkan orang yang lebih tua tetapi juga mempertimbangkan saran atau pendapat dari yang lebih muda dan berbagi kesempatan dalam berbicara.
Secara sederhana pengetahuan dan perilaku merupakan dua hal yang menjadi akar terciptanya suatu ilmu pengetahuan dalam mewujudkan hubungan yang harmonis.
Sebagai mahasiswa muslim tidak boleh melupakan dua hal mendasar dalam menjalani proses pendidikan. Terlebih lagi, saat ini kita sedang hidup di era yang sudah semakin sulit untuk menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah oleh akibat dari berkembangnya fenomena era post truth.
Maka dari itu diperlukan insan cendikiawan muslim yang memiliki keterampilan berpikir kritis dan perilaku yang beradab. Salah satunya upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggalakkan kebiasaan membaca dan mampu memilih sumber atau referensi yang hendak dibaca secara cerdas.
Mahasiswa mempunyai tempat tersendiri di dalam tubuh masyarakat yang berarti bukan bagian yang terpisahkan dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Terdapat paling tidak tiga peran penting mahasiswa dalam pembangunan peradaban Bangsa.
Pertama, sebagai Iron Stock (Generasi Penerus yang tangguh). Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan.
ak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terusmenerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan. perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa. Lantas sekarang apa yang kita bisa lakukan dalam memenuhi peran Iron Stock tersebut ?
Jawabannya tak lain adalah dengan memperkaya diri kita dengan berbagai pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan, dan tak lupa untuk mempelajari berbagai kesalahan yang pernah terjadi di generasi-generasi sebelumnya.
Lantas sekarang apa yang bisa kita lakukan dalam memenuhi peran iron stock tersebut? Mahasiswa tidak cukup jika hanya sebagai akademisi intelektual yg hanya duduk mendengarkan dosen dalam ruangan perkuliahan. Kita harus memperkaya diri kita dengan pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan.
Mahasiswa sebagai Iron Stock berarti mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa masa depan yang akan menggantikan generasi tua. sehingga tidak cukup seorang mahasiswa hanya belajar study saja namun penagalaman kepemimpinan juga harus dimiliki sehingga ketika lulus nanti seorang mahasiswa akan memiliki kemampuan memposisikan diri di dalam masyarakat.
Kedua, sebagai Agent of Change (agen perubahan). Sebagai titik tertinggi, mahasiswa harus memiliki pemikiran kritis dan peka terhadap masalah apa yang dihadapi di masyarakat, kemudian menyampaikan pendapatnya dan turut berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Itulah peran sebagai agent of change.
Permasalahan yang terjadi di masyarakat pun sangat beragam. Maka dari itulah sebagai agent of change, mahasiswa harus memanfaatkan keilmuan yang dipelajarinya selama belajar di kelas untuk diterapkan di tengah masyarakat.
Salah satu peran itu adalah peran mahasiswa sebagai agent of change dalam pendidikan. Sebagaimana diketahui bersama, masalah pendidikan yang dihadapi di Indonesia ini begitu banyak.
Lantas apa saja peran yang diberikan oleh mahasiswa sebagai agen perubahan tersebut? Dalam hal ini, mahasiswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Untuk bisa menjadi agent of change atau agen perubahan di masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan, tentu mahasiswa harus memiliki bekal yang cukup.
Bekal yang dimiliki ini nantinya berguna untuk menganalisa apa saja permasalahan pendidikan yang dialami di tengah masyarakat. Setelah itu, baru dapat bersama-sama mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Selain itu, mahasiswa juga dapat menyampaikan ide dan pemikiran yang solutif atas permasalahan. Saat berperan aktif dalam proses pembelajaran, mahasiswa juga akan diajak untuk lebih peka dan berpikir kritis terhadap kondisi lingkungannya, termasuk kondisi pendidikan.
Dalam proses pembelajaran tersebut, mahasiswa akan diajak untuk terjun ke masyarakat dan melihat kondisi pendidikan secara langsung, melalui instansi yang menaunginya yaitu universitas.
Setelah terjun langsung dan melihat permasalahan pendidikan yang dihadapi masyarakat, mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis atas masalah apa yang dihadapi. Mahasiswa kemudian juga dituntut untuk berpikir kritis akan solusi apa yang bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut.
Mahasiswa sebagai agent of change harus memiliki pemikiran yang kritis. Pemikiran kritis ini diperlukan agar bisa menjalankan perannya sebagai agent of change. Salah satunya adalah dengan pemikiran kritis tersebut, mahasiswa dapat menilai setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah di bidang pendidikan.
Dengan pemikiran kritisnya, mahasiswa dapat mengontrol setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal pendidikan.
Apakah kebijakan tersebut sesuai dengan amanat undang-undang atau tidak,apakah kebijakan tersebut diperlukan di era pendidikan terkini, dan yang paling penting apakah kebijakan tersebut dapat menjadi solusi atas permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia.
Semua peran mahasiswa sebagai agent of change ini tidak akan bisa terpenuhi jika mahasiswa tidak memiliki pemikiran yang kritis.
Ketiga, sebagai Guardian of Value (penjaga nilai). Mahasiwa sebagai Guardian of Value berarti mahasiswa adalah penjaga nilai-nilai dalam masyarakat. Nilai- nilai seperti apakah yang harus dijaga?
tentu sebagai mahasiswa kaum intelektual harus menjaga nilai-nilai yang bersifat mutlak kebenarannya seperti kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lain sebagainya. Sebagai Guardian of Value, mahasiswa tidak hanya berperan dalam menjaga, namun juga sebagai pembawa, penyebar dan penyampai nilai-nilai itu sendiri.
Demikianlah beberapa peran penting mahasiswa Islam dalam membangun peradaban bangsa. Semoga kita bisa menjadi bagian daripadanya.
Nama : Husnul khotimah Nasution
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Posting Komentar untuk "Peran Mahasiswa Islam Dalam Membangun Peradaban Bangsa"