KUNINGAN (OKE)- Laga dengan tensi keras tersaji di pertandingan Club 80,s melawan Telolet FC Tegalgubug Cirebon di Stadion Jakerti Jayamuda Desa Sindangsari Kecamatan Luragung, Minggu (17/10/2021) sore.
Laga yang berlangsung dalam empat babak itu (2 x 25 menit) dimenangkan oleh tim Telolet FC dengan agregat 3-2.
Babak Pertama 2-1 Club 80s menang, babak kedua 1-0 Telolet FC menang, babak ke 3 Telolet juga menang 2-0. Sedangkan pada babak ke 4 skor kacamata.
Pertandingan sebenarnya berlangung menarik meski terjadi beberapa serangan keras seperti tendangan kungfu yang tidak dilakukan oleh Diding Perdator dari Club 80 kepada pemain Telolet FC.
Setelah itu, benturan keras kearah kasar terus terjadi dan pemain Telolet FC kerap memprotes keputusan wasit. Padahal wasit Zaenal Aripin cs sudah berlaku adil karena memang sudah terbiasa memimpin laga.
Para pemain Club 80,s sendiri terlihat sabar dengan aksi protes dan pemain keras lawan. Club 80,s sendiri adalah kumpulan pemain kelahiran 80-an bahkan yang 79-an pun banyak.
Dengan kematangan usai mereka selalu sabar. Karena wasit diporotes dan tekan terus agar memberikan pelanggaran, akhirnya Agus Gondrong yang berusia 42 tahun meminta kepada pemain Telolet untuk menghargai keputusan wasit.
Hal ini karena wasit dinilai sudah melakukan tugas dengan baik karena para pemain Club 80,s selama selalu menjungjung fair play.
Bagi Club 80,s kemenangan tidaklah penting karena yang terpenting bisa silaturahmi dan bergembira. Sebab, kegiatan olahraga untuk dinikmati agar imun meningkat.
Jengah selalu diprotes terus akhirnya wasit mengeluarkan dua kartu merah kepada pemain Telolet FC. Salah satunya adalah Budi Totti.
Pemain yang terlihat loba gaya tapi skilnya biasa-biasa saja itu kerap memprotes wasit dan puncaknya mengeluarkan kata-kata kotor kepada wasit.
Kejadian ini bermula ketika ada tendangan pojok diakhir babak ke 3. Duel pun terjadi dan salah satu pemain Telolet terkapar di depan gawang karena ada benturan.
Reaksi yang berlebihan dari para pemain Telolet FC membuat wasit bertindak tegas dengan mengeluarkan dua kartu merah. Bagi Zaenal ia sudah melakukan tugas dengan baik.
Pada insiden itu para pemain nyaris ricuh terutama Club 80,s yang sudah bersabar tidak melawan provokasi lawan.
Wasit pun dengan bijak meniup pliut tanda berakhir pertandingan agar tensi menurun. Karena saking kesal usai pertandingan Zaenal melempar kursi di tribun penonton.
Hal karena jengkel dengan ulah pemain Telolet FC. Ia mengatakan, berkata kasar boleh saja selama masih wajar.
“Ini sudah mengeluarkan kata-kata binatang. Itu yang saya tidak terima. Saya jadi wasit bukan kemarin sore. Tidak ada kepentingan untuk membela satu tim karena ini hanya persahatan yang tidak memperebutkan uang Rp1 miliar,” ujarnya dengan sedikit emosi.
Zaenal yang juga warga setempat mengingatkan, kepada kedua tim respect itu penting baik kepada pemain atau kepada wasit. Karena pemain itu bukan hanya mempertontonkan skil tapi mempunyai etika baik itu sangan penting.
Terpisah, Kapten Tim Club 80,s Bos Kukuy mengaku, beberapa pemain memilih tidak bertanding karena takut terjadi benturan, akhirnya bisa ricuh.
Padahal pemain Club 80,s hanya bermaterikann 20 orang itu juga plus tiga kiper. Demi hiburan dan menghargai tamu yang datang pemain rela tidak istiraht.
“Saya pun tidak full main karena sekarang sudah berumur 38 tahun malu kalau ricuh, mau memperebutkan apa? jelasnya.
Sementara Manajer Tim Yudi Agan berharap kejadian ini dilupakan dan untuk menjadi pembelajaran bagi kedua tim agar lebih baik.
“Terima kasih kepada Telolet FC di lain waktu bias bertading lagi. Kita saudara dan tadi hanya hiburan. Kalau ada benturan anggap biasa karena bermain bola seperti,” ujar kiper jebola SSB Turngga Kunigan itu.(dhn)
Posting Komentar untuk "Nyaris Ricuh Laga Club 80,s Vs Telolet FC, Wasit Keluarkan Dua Kartu Merah dan Banting Kursi"