Loading...

Kisah Nyata: Entah Sampai Kapan Aku Harus Menjual Diri Tuhan!

 

KUNINGAN (OKE)-  Entah dari mana harus aku mulai cerita hidupku yang kelam ini. Aku bingung kenapa hidupku berlimang dosa. Ingin rasanya aku teriak sekeras mungkin.

“Aku tidak ingin seperi ini tuhanku. Tapi aku butuh beras.” 

Namaku  Mirna (tentu nama samaran). Aku lahir 55 tahun lalu. Aku sudah menjanda enam tahun lalu. Hidupku awalnya menggantungkan diri dari usaha jualan barang.

Tapi karena banyak yang tidak bayar akhirnya barang habis dan  uang pun tidak ada. Akhirnya aku bangkrut.

Kucoba bangkit dengan cara menagih uang yang masih ada di konsumen, namun ternyata hanya dibayar sebagian sehingga hanya cukup untuk bertahan hidup.

Pasca kejadian itu, aku tidak menyangka hidup akan sekelam ini. Untuk menyambung hidupku akan harus menjual diri.

Entah sudah berapa banyak pria hidung belang yang sudah ku “servis”.  Uangnya ku pakai untuk beli beras, bayar kontrakan dan membiayai hidupku dengan anaku.

Aku ingin mencoba keluar dari hidupku ini tapi ternyata sangat sulit. Aku mencoba berusaha untuk membiayai hidupku dengan berjualan lagi tapi ternyata untungnya tidak seberapa.  Aku frustasi!

Dan ternyata diam-diam ada yang menyukaiku. Awalnya aku tolak karena aku juga perempuan yang tidak rela kalau punya suami direbut orang lain. 

Aku coba tidak melayaninya tapi lamaa kelamaan ia selalu memberikan uang dikala aku butuh. Dan aku pun tidak munafik aku masih butuh seks pasca bercerai dengan suami ku yang kedua.

Aku lambat laut terbuai dengan sikapnya dan ketika ia mengajaku ke sebuah hotel dengan alasan ingin ngobrol bebas aku tidak kuasa menolaknya dan akhirnya terjadilah apa yang dilarang agama.

Jujur , persaaanku campur aduk terlebih dia memberikan lebaran uang merah. Aku akui ini dosa tapi aku butuh uang.

Apa yang dilarang agama aku lakukan terus karena aku butuh, terlebih usaha ku mentok. Bukannya untung malah banyak nombok dan bangrut. 

Ternyata yang namanya lelaki semua  bajingan, setelah puas denganku ia meninggalku dengan alasan ketauaan istrinya. 

Aku sakit hati tapi ini harus kuterima karena hubunganku hanya pemuas. Ternyata  kejadian itulah membuatku terus melayani pria beristri.

Nomor poselku sudah tersebar di para lelaki yang tidak puas dengan istrinya di rumah. Layaknya PSK profesional, ku servis mereka, sehingga meski aku sudah tua tapi mereka selalu ketagihaan.

Setelah sekian lama aku menjadi pemuas lelaki hidung belang, aku hanya bisa berharap suatu saat datang “malaikat” yang menangkat hidupku.

Aku yakin itu akan datang karena setiap doakua aku meminta itu. Aku tahun aku pendosa tapi Allah maha adil dan maha tahu. “Ya Allah berikanlah hamba rejeki halal.”**


-Kisah nyata ini diceritakan oleh Mirna. Ia menyembunyikan kelakuaannya dengan berpakaian rapih  dan sepintas tidak akan percaya bahwa dia selalu menjual diri.

Semoga kisah ini lebih membuka mata kita untuk lebih peduli kepada saudara kita terutama yang menjanda tidak punya penghasilan.  

Karena butuh makan itu adalah riil yang tidak bisa ditunda-tunda. Ketika iman tipis, tidak ada yang peduli, maka cara instan akan dipilih.

Bagi yang punya kisah nyata silahkan kirimken ke kuninganoke baik via WA, IG, FB dan email kuninganoke19@gmail.com.


   

  


Posting Komentar untuk "Kisah Nyata: Entah Sampai Kapan Aku Harus Menjual Diri Tuhan!"