Loading...

Manusia yang Terbaik Dalam Perjalanan Waktunya



KUNINGAN (OKE) - Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

Saudaraku,

Kita dilarang untuk membiarkan kemungkaran terjadi di tengah masyarakat, padahal kita tidak mampu mengingatkannya...

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mewajibkan kita untuk mengingkari kemungkaran yang ada di hadapan kita. Baik dengan tangan, lisan, atau minimal hati hati...

Dalam hadits dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ุง ู„ْูŠُุบَูŠِّุฑْู‡ُ ู„َู…ْ ู„ِุณَุงู†ِู‡ِ ู„َู…ْ ู„ْุจِู‡ِ ู„ِูƒَ ุงู„ْุฅِูŠู…َุง


“Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah meluruskannya dengan tangannya, maka jika tidak sanggup (hendaklah meluruskan) dengan lisannya, jika tidak sanggup (hendaklah dia meluruskan) dengan hatinya dan ini adalah iman yang paling lemah.” 

(HR.Muslim 49)

Bagian dari pengingkaran terhadap kemungkaran itu adalah pengembangannya dan tidak bergabung dengan para pelaku kemungkaran. Allah Azza wa Jalla mengingatkan para hamba-Nya untuk tidak berkumpul dengan orang munafiq,


ู„َ ู„َูŠْูƒُู…ْ ุงู„ْูƒِุชَุงุจِ ุง ุงุชِ ุงู„ู„َّู‡ ุง ุจِู‡َุง ู„َุง ุง ุง ุง ู„ُู‡ُู…ْ


“Sungguhnya Allah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa jika kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka berbicara dengan yang lain. Karena sungguh (jika kalian tidak menyingkir), berarti kalian serupa dengan mereka.” 


(QS. An-Nisa: 140)


Allah Azza wa Jalla menyebutkan, orang yang ikut _nimbrung_ bersama orang kafir atau orang munafiq dalam melakukan kekufuran dengan “jika kalian tidak menyingkir, berarti kalian serupa dengan mereka.”


Al-Qurthubi mengatakan,


ูَุฏَู„َّ ุจِู‡َุฐَุง ุนَู„َู‰ ูˆُุฌُูˆุจِ ุงุฌْุชِู†َุงุจِ ุฃَุตْุญَุงุจِ ุงู„ْู…َุนَุงุตِูŠ ุฅِุฐَุง ุธَู‡َุฑَ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ู…ُู†ْูƒَุฑٌ ؛ ู„ِุฃَู†َّ ู…َู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุฌْุชَู†ِุจْู‡ُู…ْ ูَู‚َุฏْ ุฑَุถِูŠَ ูِุนْู„َู‡ُู…ْ ، ูˆَุงู„ุฑِّุถَุง ุจِุงู„ْูƒُูْุฑِ ูƒُูْุฑٌ ، ู‚َุงู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„ّ : (ุฅِู†َّูƒُู…ْ ุฅِุฐุงً ู…ِุซْู„ُู‡ُู…ْ) . ูَูƒُู„ُّ ู…َู†ْ ุฌَู„َุณَ ูِูŠ ู…َุฌْู„ِุณِ ู…َุนْุตِูŠَุฉٍ ูˆَู„َู…ْ ูŠُู†ْูƒِุฑْ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ูŠَูƒُูˆู†ُ ู…َุนَู‡ُู…ْ ูِูŠ ุงู„ْูˆِุฒْุฑِ ุณَูˆَุงุกً


Ayat ini menunjukkan wajibnya menjauhi pelaku maksiat ketika mereka menampakkan kemungkaran. Karena orang yang tidak menjauhi kemungkaran mereka, berarti ridha dengan perbuatan mereka. Dan ridha dengan perbuatan kekufuran adalah kekufuran. Allah Azza wa Jalla menegaskan, “Berarti kalian seperti mereka.” Sehingga semua yang duduk bersama di majelis maksiat, dan tidak mengingkarinya, maka dosa mereka sama... 


(Tafsir Al-Qurthubi, 5/418)


Allah Azza wa Jalla berfirman,


ู„ِู„ู†َّุงุณِ ุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ ุงู„ْู…ُู†ْูƒَุฑِ ุงู„ู„َّู‡ِ


“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan percaya kepada Allah.” 


(QS. Ali Imran: 110)


Saudaraku,

Para _salaf_ mengatakan bahwa _amar ma'ruf nahi munkar_ itu wajib bagi insan. Namun wajibnya adalah _fardhu kifayah,_( jika sebagian memenuhi kewajiban ini, maka yang lain kewajibannya). Walaupun pahalanya akan diraih oleh orang yang mengerjakannya, begitu pula oleh orang yang tidak mampu, namun saat itu tidak bisa untuk melakukan _amar ma'ruf nahi munkar_ yang diwajibkan. Jika ada orang yang ingin ber _amar ma'ruf nahi munkar,_ wajib bagi yang lain untuk membantunya hingga maksudnya yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan tercapai. Allah Azza wa Jalla berfirman,


ุงูˆَู†ُูˆุง ู„َู‰ ุงู„ْุจِุฑِّ ุงู„ุชَّู‚ْูˆَู‰ ู„َุง ุงูˆَู†ُูˆุง ู„َู‰ ุงู„ْุฅِุซْู…ِ ุงู„ْุนُุฏْูˆَุงู†ِ


“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan melampaui batas.” 


(QS. Al Maidah: 2)


Setiap Rasul yang Allah Azza wa Jalla utus dan setiap kitab yang Allah Azza wa Jalla turunkan, semuanya mengajarkan _amar ma'ruf nahi munkar._


Yang dimaksud _ma'ruf_ adalah segala sesuatu yang menguntungkan yang mencakup segala hal yang dicintai dan diridhai oleh Allah Azza wa Jalla. Sedangkan yang dimaksud _munkar_ adalah segala gambaran yang mencakup segala hal yang dibenci dan dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla...


Meninggalkan _amar ma'ruf nahi munkar_ adalah sebab datangnya hukuman dunia sebelum hukuman di akhirat. Janganlah mengira bahwa meninggalkan amar _ma'ruf nahi munkar_ bukan hanya menimpa orang yang dzalim dan pelaku maksiat, tidak boleh jadi juga menimpa umat secara keseluruhan...


Saudaraku,

Orang yang melakukan _amar ma'ruf_ hendaklah orang yang _faqih_ (paham) terhadap yang diperintahkan dan _faqih_ terhadap yang dilarang. Begitu pula hendaklah dia _halim_ (santun) terhadap yang diperintahkan, begitu pula terhadap yang dilarang. Hendaklah orang tersebut orang yang _halim_ terhadap apa yang dilarang. Ketika dia melakukan _amar ma'ruf nahi munkar,_ hendaklah ia lemah terhadap apa yang ia perintahkan dan ia larang. Lalu ia harus _halim_ dan bersabar setelah ia ber _amar ma'ruf nahi munkar._ Sebagaimana Allah Azza wa Jalla berfirman dalam kisah Luqman,


ุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ ุงู†ْู‡َ ุงู„ْู…ُู†ْูƒَุฑِ ุงุตْุจِุฑْ ู„َู‰ ุง ุงุจَูƒَ ู„ِูƒَ ุงู„


“Dan suruhlah () mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan manusialah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” 


(QS. Lukman: 17)


Saudaraku,

melakukan _amar ma'ruf_ (mengajak pada kebaikan) itu harus dengan cara yang tidak boleh ada dampak jelek. Demikian pula melakulan _nahi munkar_ (mencegah kemungkaran) harus dilakukan dengan baik tanpa dampak positif. Janganlah menghilangkan kemungkaran malah dengan cara yang mungkar pula, maka itu hanya memberikan banyak kerusakan daripada mendapatkan banyak manfaat dan kemanfaatan...


Saudaraku,

Nilai suatu umur manusia ditentukan oleh seberapa besar kemanfaatan yang dilalui oleh seseorang dalam perjalanan usia itu. Allah Azza wa Jalla justru melarang kita untuk menjatuhkan diri dalam kebinasaan dan memerintahkan kita untuk berbuat baik, karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menyukai orang-orang yang berbuat baik,


ู„َุง ู„ْู‚ُูˆุง۟ ู„َู‰ ู„ุชَّู‡ْู„ُูƒَุฉِ ุง۟ ู„ู„َّู‡َ ู„ْู…ُุญْุณِู†ِูŠู†َ


"Dan janganlah menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."


(QS. Al Baqarah: 195)


Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


ุงู„ู†ุงุณ ู„ู„ู†ุงุณ


“Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan banyak kemanfaatan bagi manusia lainnya”


Pada prinsipnya pergunakan seluruh kemampuan kita untuk memberikan kemanfaatan pada sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Itulah manusia yang terbaik dalam perjalanan waktunya...


Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap menjaga kebaikan dan kemanfaatan sebagai manusia terbaik untuk meraih ridha-Nya...

Aamiin Ya Rabb.


_Wallahua'lam bishawab_

Posting Komentar untuk "Manusia yang Terbaik Dalam Perjalanan Waktunya "