KUNINGAN (OKE) - Di era digital ini konsep Kota Pintar menjadi hal yang menarik. Moment ini menjadi pembahasan Political and Public Policy Studies (P3S) & Esensinews.com dengan menggelar Webinar bertajuk Smart City "Konsep dan Strategi Kepala Daerah di Indoensia.
Acara digelar Sabtu (24/7/2021) sore dengan melibatkan beberapa Bupati dan Walikota.
Kegiatan ini diikuti, Moderator James Tuuk SE, MM, Peneliti Senior P3S, Keynote Speech DR (HC) Ir Suharso Manoarfa, Kepala/Menteri Bappenas, Perwakilan Panitia, DR Jerry Massie MA, PhD.
Kemudian, Direktur Political and Public Policy Studies, Moderator Johnny
Suak,SE, MSi, Ketua Presidium JADI Sulut.
Hadir selaku Narasumber Zaki
Iskandar B.Bus, SE Bupati Tangerang Provinsi Banten, Drs Nickson Nababan MS
Bupati Tapanuli Utara Provinsi Sumut, Ir Maurits Mantiri MM Walikota Bitung
Provinsi Sulut, DR Benhur Tommy Mano MM, Walikota Jayapura.
Untuk konsep dan Strategi Smart
City Bupati Kabupaten Kuningan H. Acep Purnama, MH. disampaikan Kadis
Kominfo Kab. Kuningan Dr Wahyu Hidayah, MSi saat memaparkan
materinya dalam webinar terkait kota pintar ini.
Sebelumnya Wahyu Hidayah,
M.Si. menerangkan secara singkat tentang Kuningan, bahwa dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kuningan memiliki visi Kuningan
Maju Berbasis Desa (Makmur, Agamis dan Pinunjul Berbasis Desa) pada
tahun 2023, dibawah pimpinan Bupati H. Acep Purnama. SH., MH dan Wakil Bupati
H. M Ridho Suganda. SH., M.Si untuk masa bakti 2018-2023.
Dia menyebut untuk mewujudkan
Kuningan smart city, rintisan yang sudah dilakukan diantaranya,
Pembangunan Command Centre, pemasangan CCTV publik, dan wifi publik (internet
gratis) yang dipasang di ruang publik, taman, Rumah Sakit, terminal dan tempat
umum lainnya.
“Smart city tingkat
Kabupaten mustahil terwujud jika wilayah administrasi terkecil berupa
Desa/Kelurahan tidak memiliki konsep smart village. Untuk itu, dirintis
pembangunan Desa Digital dan Smart Village di Kabupaten Kuningan. Saat ini
terdapat 8 desa digital dan 20 desa smart village,” katanya.
dia dalam Webinar Political and
Public Policy Studies (P3S) dan esensinews.com, yang bertajuk Smart City
: Konsep dan Strategi Kepala Daerah di Indoensia, Sabtu (24/7/2021) sore.
Tujuan terbangunnya smart city
dijelaskan Dr. Wahyu, adalah memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
masyarakat, lebih cepat, transparan dan terukur, sehingga diperlukan aplikasi
berupa sistem informasi untuk mendukung proses pelayanan yang lebih baik tersebut.
Untuk itu dia mengatakan,
beberapa aplikasi amanat dari Pemerintah Pusat telah diimplementasikan di
Kabupaten Kuningan mulai dari penyusunan perencanaan penganggaran, e-monev,
e-report, SP4N LAPOR, dan percepatan transaksi elektronik, maupun aplikasi
pelayanan dan perizinan.
“Namun terdapat pula aplikasi
sistem informasi lokal di Kabupaten Kuningan diantaranya : SAGAKU (Sagala
Kuningan), merupakan aplikasi berupa informasi terkait semua bidang. SIBADU
M’RAKYAT (Aplikasi Bank Data Pelaku Usaha Kerakyatan), SIPANDUK.
(Pelayanan Administrasi
Kependudukan), PADUKA (Pelayanan Adminduk Usia Perkawinan) PANUTAN (Pelayanan
Adminduk) setelah melahirkan, PULPEN PNS Paket untuk pelayanan pensiunan PNS,”
jelasnya.
Selain itu terang Dr. Wahyu,
Kabupaten Kuningan memiliki potensi berupa pariwisata, agropolitan,
pengembangan UMKM dan sangat konsen dengan konservasi sehingga dalam menentukan
visi smart city ke depan mengacu pula kepada kearifan lokal dan potensi daerah.
Banyak program terkait
pelestarian sumberdaya alam, antara lain, Program Pengantin Peduli Lingkungan,
dimana pasangan pengantin harus menanam pohon sebanyak 5 -10 pohon.
Ada juga istilah APEL (Aparatur
Peduli Lingkungan) Kegiatannya adalah penananam pohon, penyebaran benih ikan di
sungai, pelestarian dan pelepasan burung. APEL wajib dilakukan oleh pegawai
yang baru diterima menjadi CPNS /P3K, pegawai yang naik pangkat dan pegawai
yang promosi.
SERULING (Seruan Siswa Baru
Peduli Lingkungan), yaitu program lingkungan wajib bagi siswa baru yang masuk
sekolah. Program ini dilakukan dalam rangka menanamkan budaya cinta lingkungan
sejak kecil.
Bagitu pula katanya, Gerakan
Rehabilitasi Lahan Kritis merupakan gerakan penanaman di areal lahan kritis,
program ini dapat menekan laju penambahan lahan kritis menjadi Nol Lahan
Kritis. Seperti eks Galian C bisa dihijaukan kembali untuk penanaman kedelai
dengan luas puluhan hektar, lokasi ini ada di Desa Cibulan, Kec. Cidahu
-Kuningan.
Selain itu, ada pula program
andalan Kuningan yakni BUNDA MENYAPA (Bangun Desa Menata Sumberdaya Pangan)
merupakan program pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam sayuran dan
apotek hidup. Program ini dapat meningkatkan ketahanan pangan keluarga,”
katanya.
“Kunci kesuksesan dalam
mewujudkan smart city tergantung kepada masyarakatnya, sehingga dalam rangka
mewujudkan smart people – smart society diperlukan peningkatan SDM. Kegiatan
yang dilakukan adalah pelatihan literasi digital dan pelatihan Digital
Entrepreneur dan pelatihan keahlian lainnya di bidang TIK,"ungkapnya.
Terkait pemetaan kesiapan
menghadapi smart city terang dia, pada tahun 2021 ini dilaksanakan penelitian
terkait Kesiapan Daerah dalam Menghadapi Smart City, yang difasilitasi oleh
BPSDMP Kominfo Jawa Barat.
“Dokumen ini penting untuk
mengukur dan menganalisa seberapa besar kekuatan, kelemahan, tantangan dan
ancaman bagi Kabupaten Kuningan dalam menggapai smart city. Dokumen penelitian
ini juga sebagai guidance untuk implementasi pembangunan smart city di
Kabupaten Kuningan,” jelas dr. Wahyu. (dhn rls)
Posting Komentar untuk "Kabupaten Kuningan Rintis Pembangunan Desa Digital dan Smart Village"