CINIRU- Negara Indonesia yang kaya akan dengan budaya dan seni membuat negara ini terkenal di dunia. Berbagi macam kesenian ada di berbagai daerah dengan berbagai macam keunikan yang ditampilkan.
Di Kuningan sendiri tahun ini Disparbud tengah mengupayakan agar seni tradisional yang ada tetap lestari. Adapun cara yang dilakukan adalah pentas seni antar kecamatan yang dilakukan pada kegiatan resmi atau pun pentas khusus.
Dari sekian seni tradisional yang ada di 32 kecamatan, ada kesenian yang saat ini perkembangan terus dan sangat memuaskan, bahkan sering diundang untuk tampil dalam berbagi acara. Kesenian tersebut berasal dari Kecamatan Ciniru dengan nama Dogig.
Istilah Dogig berasal dari kata Dogdog dan Bebegig. Dogdog adalah waditra membranophone yang sering digunakan pada pertunjukan reog, yang berfungsi sebagai musik pengiring Bebegig.
Sementara Bebegig pada kesenian Dogig yaitu orang yang memakai kedok dan seluruh tubuhnya dibungkus memakai kostum dari injuk kawung serta memakai kolotok (kalung) kerbau.
Awalnya kesenian ini hanya ditampilkan pada acara-acara khusus, namun kini telah menjadi salah satu hiburan masyarakat. Setiap acara sunatan di wilayah Ciniru seni Dogig sudah pasti akan dipentaskan karena sudah bagian ritual.
“Seni ini merupakan seni karuhun yang tidak bisa dilupakan begitu saja dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Kades Ciniru Din Syamsudin kepada Radar, Kamis (20/9).
Pria yang dipanggil Ujang ini bercerita, bebegig merupakan orang-orangan sawah yang hingga kini masih digunakan untuk mengusir hama. Bagi petani bebegig bukan hanya sekedar pengusir hama tapi lebih dari itu, maka selalu dipentaskan terutama ketika masa panen.
Bebegig yang ditampilkan biasanya berjumlah delapan orang yang lengkap dengan topeng dan baju injuk. Pada saat pentas ada pawang karena mereka kerasukan roh karuhun sehingga ada yang mengawasi.
Pada saat pentas bebegig ini juga bisa menjadi obat mujarab bagi warga yang memiliki anak yang sulit bicara, koreng ataupun penyakit yang sulit sembuh. Biasanya, pada saat bebegig ini mentas mereka suka membawa nasi dalam wadah, nasi inilah yang bisa menjadi obat ketika diberikan kepada anak.
“Jangan salah untuk mendapatkan nasi tersebut tidak mudah karena bebegig yang sudah kerasukan tubuhnya tidak akan diam, sehingga diperlukan perjuangan untuk merebut nasi itu. Dan mereka yang berhasil memang terbukti bisa menyembuhkan penyakit anak,” ujar Din.
L
Di Ciniru sediri kesenian ini sekarang dikelola oleh desa dengan para pemain sebagian besar perangkat desa. Dengan semakin terkenalnya kesenian ini sekarang bukan hanya dipentaskan di Ciniru namun sudah ke berbagai daerah.
“Beberapa waktu lalu kami mentas pada acara syukuran giling tebu, kemudian pada acara Hari Jadi Kabupaten Subang dan Kuningan. Dalam dekat juga akan pentas di Bandung pada acara kesenian daerah,” akunya.
Dengan semakin disukainya Dogig membuat pihaknya yakin kesenian ini akan semakin lestari. Ia menginginkan kesenian seperti ini jangan sampai diklaim oleh negara lain karena tidak dikenal dan dicintai oleh masyarakat.(mus)
Foto agus mustawan: Kesenia Dogig asal Ciniru semakin disukai sehingga banyak undangan untuk tampil pada acara resmi.
Posting Komentar untuk "Seni Dogig Mulai Dikenal Luas, Sering Tampil di Luar Daerah"