KUNINGAN- Perayaan tahun baru Imlek di Kelenteng Kun An Tong berlangsung sederhana, namun hal tersebut tidak mengurangi makna dari peringatan datanganya tahun naga air itu. Sejak pukul 23.00 semua warga Tionghoa terutama yang bergama Konghucu maupun Budha sudah berkumpul untuk melakukan sembahyang.
Tepat pukul 12 malam proses sembahyang dimulai dengan dipimpin oleh Eli Yuliati. Sekitar seratus jemaat terlihat khidmat mengikuti doa-doa yang dilantunkan oleh sang pemimpin. Inti dari doa yang diminta adalah agar pada tahun ini diberi keberkahan sagala hal. Selain itu juga khusus Kuningan agar kondisi lebih kondusif lagi sehingga lebih nyaman dalam melaksanakan ibadah.
Sementara itu prosesi sembahyang sendiri hanya berlangsung sekitar 15 menit. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan faiciyu atau bersulang dengan anggur. Setelah air anggur itu diminum mereka saling mengucapkan selamat sata sama lain.
Usai beres acara diisi dengan lomba karoke dan makan bersama. Telihat semua jemaat yang hadir gembira dan tentu mereka mengharapkan pada tahun ini lebih baik dari tahun kelinci.
“Acara malam ini merupakan acara puncak yang dilakukan dengan sembahyang sebagai rasa syukur datangnya tahun baru 2563,” tutur Ketua Kelenteng Kun An Tong, Toto Heryanto Senin dinihari.
Seperti yang diucapkan pada saat sembahyang kata Toto, warga Tionghoa berharap pada tahun baru 2563 ini akan banyak kebaikan serta juga dijauhkan dari berbagai musibah sehingga warga Indonesia hidup tenang dan tentram. Pada tahun naga air, diharapkan semua jangan mudah terprovokasi sebab akan berakibat vatal.
Menurut dia, selain melakukan sembahyang pada malam pergantian tahun baru, warga Tionghoa yang ada di Kuningan juga sebelumnya melakukan bhakti sosial berupa pemberian paket sembako kepada warga baik yang berada di berbagai kecamatan maupun yang berada di lingkungan klenteng.
Di klenteng sendiri dilakukan pemandian terhadap patung-patung berikut pergantian baju. Selain itu juga pembersihkan wadah abu yang biasa digunakan untuk berdoa.
“Kegiatan seperti ini rutin dilakukan setiap malam tahun baru agar membawa keberkahan,” ujat Toto.
Sementara untuk pembagian paket sembako ini rutin dilakukan tiap tahun dan sumbernya berasal dari jemaat yang mempunyai rejeki lebih. Dan paket sembako yang berisi beras tiap KK bervareasi jumlahnya tergantung banyaknya jiwa dalam satu KK.
Adanya pembagian paket sembako ini tujuannya untuk sodakoh serta juga berbagi dengan sesama warga Tionghoa. Dengan begini lanjutnya, hidup terasa mudah karena saling menolong. Toto yakin, mereka yang mendapatkan paket sembako bahagia begitu juga yang memberikan.
Menurut Toto, jemaat yang melakukan sembahyang yang berjumah sekitar 100 orang tersebut kebanyakan warga Tionghoa yang berada di kota. Sedangkan yang ada di perdesaan mereka tidak bisa datang karena alasan tidak ada kendaraan. Namun meski begitu mereka tetap merayakan dan melaksanakan sembahyang di rumah masing-masing.
“Meski sederhana yang penting makna dari pergantian tahun baru akan memberikan hal positif bagi kehidupan,” ucap dia.
Rahep salah satu jemaat mengatakan, pada tahun naga air ini diharapkan akan memberikan berbagai keberkahan serta juga kerbuntungan. Dan yang paling utama bangsa Indonesia aman dan jauh dari bahaya. Pendek kata sehat , tentram dan penuh damai.
“Meski tidak meriah di tempat tinggal saya di Kalimantan,
tapi saya bahagia bisa melaksanaknkan sembahayang pada pergatian tahun baru,” ujar pria lajang yang bekerja di toko perak ini.(mus)
Foto agus mustawan: Dengan dipimpin Eli Yulianti sekitar 100 jamaat melakukan sembahyang di Kelenteng Kun An Tong dalam perayaan tahun baru Imlek 2563.
Posting Komentar untuk "Perayaan Imlek di Kuningan Berlangsung Lancar, Berharap Kebaikan di Tahun Naga Air "